Mohon tunggu...
purwo nugroho
purwo nugroho Mohon Tunggu... Seniman - Statistician, Martial Artist, Accounting

simple person sesimple hati dan pikirannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Kusangka

11 Maret 2011   00:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:53 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

telpon ku berdering ... nadanya menyahut nyahut menggila seakan memaksa agar segera kusambut. dengan hati sedikit masih dongkol akibat kejadian semalam ku angkatlah telpon itu. "halo, assalamualaikum.." cuma itu yang bisa terucap dari bibirku.Selanjutnya hanya ada keheningan karena ku terlalu sibuk mendengarkan suara di telpon.pucat mukaku bagai mayat, kata kata yang meluncur dari telpon begitu mengusik ketenanganku. Aku menjadi gusar ,sekelumit kata menggantung di tenggorokanku.. tak terucap, tersangkut dalam kebisuan dan kegamanganku.

aku terduduk lemas , pagi yang cerah mestinya tanpa keheningan , kabar yang baru kuterima begitu mengejutkanku jantungku jadi berdetak lebih cepat.  terlihat jelas raut yang bingung di wajahku. bimbang akan apa yang mesti kulakukan.. aku berjalan ke arah jendela. perlahan kulangkahkan kaki ke arah jendela. kuhirup udara pagi yang segar sebanyak banyaknya agar aku tenang, tapi tetap tak membantu

akhirnya aku jadi sedikit linglung, berjalan mondar mandir tak berhenti, sesekali ku pegang kepalaku seakan masih tak percaya akan apa yang tadi kudengar.hati ini saja masih tak karuan rasanya.

aku menyandar pada lemari pakaian disudut dekat jendela, kupandangi langit luas disana. kuhirup lagi perlahan udara yang segar terasa. tak terasa tiba tiba air mata ini meleleh keluar.masih dalam kebisuan yang kurasa semakin memuncak. tak ada isak tangis , hanya lelehan dari sudut mataku yang mulai berkaca kaca

aku tengadahkan tanganku "Alhamdulillah ya Rabb, telah kau kabulkan keinginanku, dan doa di tiap malamku, semoga aku selalu masuk dalam golongan orang orang yang bersyukur" hatiku tenang sekarang, bahagia karena tadi kakakku yang telah lama merantau memberi kabar dan dia akan pulang serta mengajak ibu untuk mendaftar naik haji dengan uangnya.. 2 kebahagiaan dalam satu pagi yang cerah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun