Mohon tunggu...
Arzy Bian
Arzy Bian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hobi Main game

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Literasi Digital Dalam Mengatasi Hoaks dan Disinformasi

1 Januari 2025   12:50 Diperbarui: 3 Januari 2025   20:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Hoaks (Ilustrasi dari penulis)

Diera digital informasi mudah dan cepat diakses oleh siapapun namun kemudahan ini membawa tantangan yang besar yaitu maraknya hoax dan disinformasi. Hoax adalah informasi palsu yang disebarkan untuk menipu di media sosial, sementara disinformasi adalah penyebaran informasi yang salah dan disengaja untuk memanipulasi opini publik. Hoax dan disinformasi dapat memicu kekacauan sosial merusak verifikasi individu, bahkan mengancam keamanan negara.

Langkah utama dalam melawan hoax adalah verifikasi sumber, kritis dan analitis, misalnya kita harus memeriksa kredibilitas situs atau akun media sosial yang menyebarkan berita. selain itu, sangat penting untuk tidak langsung membagikan informasi tanpa memastikan kebenaran informasi tersebut. Jika anda menemukan hoax dan disinformasi di media sosial maka laporkanlah informasi tersebut. Banyak platform media sosial saat ini telah menyediakan fitur untuk melaporkan informasi palsu guna menghentikan penyebaran informasi yang menyesatkan.

Literasi digital menjadi aspek yang sangat penting untuk menghadapi hoax dan disinformasi di era digital. Udah dikasih cicitan tidak hanya sekedar kemampuan menggunakan perangkat teknologi tetapi juga mencakup keterampilan berpikir kritis, memverifikasi sumber informasi serta pemahaman tentang etika dalam bermedia sosial termasuk tanggung jawab saat menyebarkan informasi dengan literasi digital seseorang dapat memilah informasi yang dapat dipercaya dari berbagai jenis berita sehingga mampu penyebaran berita palsu atau menyesatkan yang dapat merugikan masyarakat.

Dengan literasi digital yang baik masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi yang bijak, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif dalam melawan penyebaran hoax. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bermanfaat bagi semua orang.

Ciri Ciri Berita Hoaks dan Disinformasi:

1. Judul Sensasional atau Provokatif
Menggunakan judul yang bombastis, provokatif, atau terlalu emosional.
Sering kali menggunakan kata-kata seperti "heboh," "viral," atau "bikin geger."
2. Sumber Tidak Jelas
Tidak mencantumkan sumber yang kredibel atau mengandalkan sumber anonim.
Mengutip informasi dari situs atau media yang tidak dikenal.
3. Tidak Berdasarkan Fakta
Informasi tidak didukung data atau bukti yang valid.
4. Gaya Penulisan Tidak Profesional
Banyak ditemukan kesalahan ejaan, tata bahasa, atau penggunaan bahasa yang tidak formal.
Isi berita sering kali berantakan atau tidak terstruktur dengan baik.
5. Memanfaatkan Emosi Pembaca
Berita hoax sering dirancang untuk memancing emosi, seperti kemarahan, ketakutan, atau kebencian.
Informasi yang disampaikan seringkali memecah belah atau mengadu domba kelompok tertentu.
6. Tidak Ada Referensi Resmi
Tidak mencantumkan tautan atau rujukan ke sumber terpercaya, seperti lembaga resmi atau media mainstream.
7. Penyebaran Cepat di Media Sosial
Berita hoax sering kali menjadi viral karena mudah dibagikan, meskipun kebenarannya diragukan.
8. Mengandung Unsur Clickbait
Judul atau isi berita dibuat untuk menarik perhatian agar pembaca mengklik tanpa memberikan informasi yang sebenarnya.

Referensi:
UNESCO - Literasi Media dan Informasi
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI - Kampanye Anti-Hoaks
"Digital Literacy: Tools and Methodologies for Information Society" oleh Paul A. Kirschner

Tentang Penulis

Arzy Bian Pratama, penulis pemula yang berprofesi sebagai mahasiswa, di prodi Bisnis Dital, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasakti Tegal. Impian menjadi miliarder. Komunikasi lebih lanjut bisa melalui IG: Bian.arp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun