Mohon tunggu...
Bianda Alzahira Hendarto
Bianda Alzahira Hendarto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Undergraduate Student of Family and Consumer Sciences, IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Screen Management And Relationship Time (SMART), Program Peningkatan Manajemen Penggunaan Smartphone pada Remaja dalam Interaksi Sosial Keluarga

9 Januari 2025   00:29 Diperbarui: 9 Januari 2025   00:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini negara Indonesia telah memasuki era digital di mana sistem teknologi dan informasi telah berkembang dengan sangat pesat, ditandai dengan adanya televisi hingga komputer, smartphone, dan perangkat tablet digital lainnya dengan berbagai aplikasi yang telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, termasuk aspek interaksi antar anggota keluarga. 

Perkembangan teknologi memberikan kemudahan akses informasi dan komunikasi yang tidak terbatas. Namun, kehadirannya juga menimbulkan berbagai masalah dan risiko, terutama bagi para remaja. 

Menurut World Health Organization (WHO), masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang signifikan secara fisik, psikologis, maupun sosial. Pada periode ini, terjadi perkembangan fisik melalui pubertas, pembentukan identitas, serta pengembangan keterampilan sosial dan kognitif yang penting untuk memasuki kehidupan dewasa. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, kelompok usia 19-24 tahun mendominasi populasi Indonesia, yaitu 39,78 persen dari total penduduk 64,16 juta jiwa. BPS Kota Bogor juga melaporkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin periode 2023, di mana jumlah laki-laki berusia 10-24 tahun di Kota Bogor mencapai 132.411 orang, sementara jumlah perempuan pada rentang usia yang sama adalah 124.817 orang. Secara keseluruhan, total penduduk laki-laki dan perempuan usia 10-24 tahun di Kota Bogor mencapai 257.228 orang.

Remaja merupakan kelompok usia yang paling rentan terkena dampak negatif teknologi digital. Masa peralihan tersebut membuat mereka selalu penasaran dan ingin tahu akan semua hal. Mereka rentan terjerumus dalam perilaku kecanduan bermain media sosial, terpapar pada konten yang tidak sesuai, serta mengalami ketidakseimbangan alokasi waktu antara kehidupan dunia maya dan dunia nyata. Hal ini merupakan permasalahan yang serius karena dapat berdampak pada perkembangan fisik, emosional, dan sosial. 

Menurut Qonitatin (2019), anak-anak memiliki intensitas pemakaian teknologi yang lebih kuat dibandingkan dengan orang tuanya, khususnya pada remaja putri. Biasanya, mereka menggunakan teknologi untuk berkomunikasi, mencari informasi, dan sarana hiburan. 

Di sisi lain, penggunaan yang berlebihan dan tanpa kontrol mengakibatkan mereka terpapar berbagai paham yang berbahaya bagi perkembangan remaja, seperti paham radikalisme. Sebab tidak hanya masalah narkoba, perkelahian antar remaja dan perilaku kenakalan remaja lainnya, namun remaja juga rentan terhadap masalah radikalisme agama (Widyaningsih et al. 2017). 

Penggunaan smartphone dan teknologi digital telah menjadi hal yang sangat umum di Indonesia, termasuk di kalangan keluarga dengan anak remaja. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2022, sebanyak 77,9% keluarga di Indonesia menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari (APJII 2022). 

Selain itu, hasil riset Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan bahwa 51,2% pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak dan remaja berusia 9-18 tahun (Kominfo 2021). Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh keluarga di Indonesia sudah menggunakan smartphone dalam berkomunikasi, sama halnya seperti keluarga di Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi sasaran lokasi pelaksanaan program. Menurut data hasil riset DPPKB Kota Bogor, selama 6 bulan terakhir, terdapat 19.622 keluarga di mana terdapat paling sedikit 1 anggota keluarga mengakses informasi dari media online (internet). 

Tingginya penggunaan smartphone dalam keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap interaksi dan kualitas waktu bersama keluarga. Dalam keluarga, komunikasi yang sebelumnya dilakukan secara langsung melalui tatap muka, kini mengalami perubahan media komunikasi melalui online menggunakan smartphone (Prasanti 2016). 

Berdasarkan hasil penelitian Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia, sebanyak 68% orang tua merasa waktu bersama keluarga berkurang akibat anggota keluarga yang sibuk dengan smartphone masing-masing (Andina 2019). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun