Mohon tunggu...
Bianca Patricia
Bianca Patricia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Balik Tawa, Ada Cerita: Kisah Inspiratif Ijal Papua, Komika dari Tanah Papua

22 April 2024   14:00 Diperbarui: 22 April 2024   14:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stand up comedy berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini di Indonesia, ditandai dengan semakin banyaknya stand up komedian, yang biasa disebut komika, hadir memberi warna baru di industri hiburan tanah air. Salah satu figur komika yang sedang naik daun adalah Muhammad Rijal Akbar Yelipele, atau yang lebih dikenal dengan Ijal Papua.

Ijal dianggap sebagai sosok yang unik karena dengan identitas Papua yang dimilikinya, ia dapat berbahasa Sunda dengan fasih. Sehingga, Ijal dikenal luas sebagai "Pace Sunda". Namun, hal ini tidak instan karena membutuhkan proses yang cukup panjang sejak zaman sekolah menengah pertama. Perjalanan kehidupannya mencerminkan adaptasi yang mulus terhadap budaya Sunda, sehingga membuatnya fasih dalam bahasa setempat.

Dalam wawancaranya dengan tim Manajemen Talenta Papua pada 7 Maret 2024, Ijal berbagi kisah hidupnya dan kesibukannya. "Saat ini, kesibukan saya sendiri adalah kuliah, membangun podcast yang dinamakan Asrama Pace Sunda bersama dengan teman-teman Papua di Bandung, dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kedepannya, saya memiliki niat untuk membangun Asrama Pace Sunda lebih besar lagi dengan menjadi representasi sebuah grup komedi Papua."

Kemudian, Ijal juga menceritakan tantangan yang dihadapi dalam menjadi komika. "Untuk menjadi komika, kita harus bisa mengimbangi antara audiens dengan materi yang akan dibawakan untuk stand up. Karena setiap daerah memiliki selera humor yang berbeda, dan untuk Papua sendiri memiliki selera humor yang lebih kritis dibanding dengan daerah lain."

Source: @ijalpapua on instagram
Source: @ijalpapua on instagram

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Ijal untuk membuat materi stand up yang bisa menghibur tanpa menghilangkan esensi kritiknya. "Perbedaan selera humor di setiap daerah merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Meskipun saya telah tampil di berbagai daerah termasuk Bandung, Makassar, Papua, dan nasional, menyesuaikan materi komedi dengan preferensi audiens tetap menjadi fokus utama. Masyarakat memiliki stereotip bahwa diksi-diksi Papua dianggap lucu, namun respons terhadap materi yang sedikit kritis bisa berbeda, sehingga saya perlu adaptasi terhadap selera humor di tiap daerah."

Ijal juga mengakui bahwa masih ada banyak tantangan yang dihadapi dalam membawa nama Papua, salah satu diantaranya adalah masih banyaknya kritik dan stereotip buruk dari masyarakat non-Papua. Namun dengan tekad serta semangat yang kuat, membuatnya pantang menyerah dalam memperjuangkan tujuan dan impiannya. Ia juga selalu menekankan pentingnya mengembangkan dan menjaga identitas budaya di Papua dalam setiap produk yang ia ciptakan, dengan podcast dan program panggung bebas yang ia bangun dan beri nama "Panggung 59". Ia berharap agar budaya Papua dapat dikenal lebih luas di mata nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun