Mohon tunggu...
Bianca Bunga Cinta Dewi
Bianca Bunga Cinta Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

I'm a motivated student from Universitas Airlangga. I have a deep interest in learning about healthcare,self development and digital strategist to impact society

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hikmah Tersembunyi di Balik Larangan dan Keringanan Menstruasi dalam Islam

29 November 2024   18:30 Diperbarui: 29 November 2024   18:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dari keringanan ini, kita dapat mengetahui bahwa Islam tetap memberikan ruang bagi wanita untuk tetap terhubung dengan Allah SWT, meski dalam keadaan tidak suci. Larangan hanya berlaku pada aspek-aspek tertentu, tetapi tidak membatasi hubungan seorang hamba dengan Tuhannya secara keseluruhan.

Menghapus Stigma Negatif Terhadap Menstruasi

Dalam beberapa budaya, menstruasi sering dianggap sebagai sesuatu yang memalukan atau najis secara sosial. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran Islam yang justru memuliakan wanita dalam setiap fase kehidupannya, termasuk saat menstruasi. Nabi Muhammad SAW memberikanteladan yang luar biasa dalam memperlakukan wanita yang sedang haidh dengan penuh kasih sayang.

Diriwayatkan oleh Aisyah RA:

Aku minum dari gelas yang sama dengan Nabi SAW saat aku sedang haidh, lalu beliau mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya tepat pada tempat aku meletakkan mulutku.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menggambarkan bahwa menstruasi tidak menjadikan seorang wanita lebih rendah atau kurang dihormati. Rasulullah SAW justru menunjukkan bahwa cinta dan penghormatan terhadap wanita tidak berkurang dalam kondisi apa pun.

Mengambil Hikmah di Balik Aturan yang Ada

Larangan dan keringanan selama menstruasi memberikan pelajaran penting terkait keseimbangan antara ibadah, menjaga kesehatan, dan penghormatan terhadap tubuh seorang wanita. Hikmah utama dari aturan-aturan ini adalah:

  • Kesehatan Fisik dan Mental: Dengan tidak diwajibkannya salat dan puasa, wanita memiliki waktu untuk istirahat dan pemulihan.
  • Kebersihan dan Kesucian: Larangan berhubungan intim selama haidh mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksi.
  • Kesadaran Spiritual: Wanita tetap dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara lain, mengingat ibadah itu tidak hanya terbatas pada sholat ataupun puasa. Berdzikir dan berbuat baik kepada sesama juga merupakan bentuk ibadah
  • Penghormatan terhadap Fitrah: Islam memandang menstruasi sebagai bagian dari fitrah manusia yang harus dihormati, bukan sebagai aib atau kelemahan.

Jadi menstruasi dalam Islam adalah salah satu contoh nyata bagaimana agama ini memberikan panduan aspek spiritual, kesehatan, dan penghormatan terhadap fitrah manusia. Larangan tertentu selama haidh bukanlah bentuk pembatasan, melainkan bagian dari hikmah dari Allah SWT yang dirancang untuk kebaikan wanita. Sebagai umat Islam, kita perlu memahami dan menghormati aturan-aturan ini, sekaligus menghapus stigma negatif terhadap menstruasi. Dengan begitu, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan penuh kasih sayang sesuai ajaran Al-Quran dan Sunnah.

"Dan Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur." (QS. Al-Maidah: 6)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun