Gulungan ombak menghantam karang dalam kebekuan
Badai menyisir samudra dalam pusaran palung kalbu
Senja belum menyapa ketika sambaran petir gelegarkan langit
Awan hitam berkumpul saksikan seloroh alam yang kelam
Mengapa harus murka?, tanya Matahari pada ombak yang bergulung
Bukankah kau biasanya bercumbu dengan pasir pantai?
Bukankah kau biasanya berdansa dengan angin utara?
Bukankah kau biasanya bercengkrama dengan nyiur melambai?
Mengapa harus murka? kali ini Matahari tebarkan hangat sinar paginya dalam tatap yang dalam
Bukankah kau biasanya melukis gurat gurat romantisme bersama langit?
Bukankah kau biasanya bermimpi berbantal awan seputih kapas?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!