Mohon tunggu...
Andradika Fasya Kamil
Andradika Fasya Kamil Mohon Tunggu... profesional -

Im cool , jazz lovers, easy to friends , my activities as legal officer and im also as writer .." Follow me and you will find ocean "

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seperti Terbang ke Langit

18 November 2015   14:11 Diperbarui: 18 November 2015   14:20 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“ Don’t be late Adisti , I will be waiting you for dinner ,” itulah pesan singkat yang dikirm Cristiano kepada Adisti untuk dinner malam ini. lantai 15 crown plaza menjadi tempat mereka bertemu untuk dinner . Adisti pun tak ingin menyianyiakan undangan makan malam. Adisti tak ingin terlambat untuk datang , sejam lalu dia sudah memesan taxi. Dan tentu saja dia pun ingin terlihat cantik . wajahnya telah tersapu oleh bedak dan blush on membuat Adisti nampak ayu. Bibirnya pun yang tipis sudah terpoles dengan lipstick. Gaun warna merah yang di belinya sehari lalu sudah tersemport wewangian aroma Chanel . dan hmm Adisti sudah siap untuk pergi menuju Love kafe di Lantai 15 crown plaza hotel .

Setelah memasuki kafe love , matanya mengarah mencari sosok Cristiano. Dan dalam hitungan detik matanya sudah mengarah ke sebuah Meja nomor 17 di ujung dekat jendela dan Cristiano dengan blazer bludru berwarna coklat muda Nampak begitu tampan.

         “ Adisti, sei molto bella,” ungkap Cristiano seraya berdiri menyilahkan Adisti untuk duduk.
         “ Grazie,Cris,”. Adisti pun sebenarnya ingin mengatakan betapa Cristiano malam ini begitu terlihat tampan dan manly . Namun bibirnya terasa tertutup dan bisu sulit untuk mengeluarkan kata sedikit pun. Adisti tak percaya lelaki yang ada di depannya itu laksana pangeran yang gagah . Rambut Cristino sedikit basah dengan percikan minyak rambut dan wajah beningnya semakin terlihat wajah italiano dengan sedikit jambang dan kumis yang telah di shave. Dan ini bukan mimpi . sampai dia mencubit bahu tangannya, agar dia tersadar, namun cubitannya itu terasa sakit dan artinya dia tidak sedang bermimpi .
Adisti rasanya tak selera untuk memilih menu makanan, dia lebih memilih untuk menikmati pandangannya ke arah Cristiano

          “ Oh my god, Cris you are so handsome !,” pekiknya dalam hati.
Dinner pun telah selesai, Cristiano meminta kepada Adisti untuk memejamkan mata dan dalam hitungan detik Cristiano sudah mengikatkan sebuah bahan berwarna hitam berbentuk kaca mata hitam dan Adisti tak melihat sedikit pun cahaya, hanya hitam gelap. Cristiano memapahnya menuju ke arah luar Kafe Love dan tepat di sisi ujung lantai 15. View kota semarang begitu indah seakan lampu-lampu yang terlihat jauh bak bintang yang kerlap kerlip dilangit . Lampu-lampu yang terlihat malam itu dari lantai 15 seakan menyambut Adisti dan Cristiano malam itu . Dua insan itu sedang di mabuk asmara .

           Perlahan Cristiano Membuka penutup mata Adisti . Digenggamnya telapak tangan Adisti dengan erat. Aliran darah seperti menyatu. Adisti dan Cristiano pun berdiri bersampingan. Cristiano mengelus elus jemari Adisti yang halus.
          “ Oh My god Cris, Im Afraid ” Adisti berkata seraya menutup matanya dan menjinjitkan kakinya..matanya tak sedikitpun di arahkan ke bawah .
          “ Don’t be afraid Adisti , im beside you ,” Cristiano berkata seraya memandang ke arah Adisti dengan tatapan hangat
          “ How about the view , do you like ,” Cristiano menyambung
Adisti masih memenjamkan matanya tak sanggup melihat dari ketinggian , namun Cris mencoba marayu untuk membuka matanya pelan-pelan .
           “ Open your eyes Adisti , come on ,” pinta Cristiano.
          “ Cris , why you take me here ,?” Tanya Adisti pelan sambil membalikan tubuhnya ke arah Cristiano menatapnya tajam penuh makna
        “ Voglio dire, ti amo ” Cristiano berkata seraya memengang erat telapak tangan Adisti
        “ What Cris,?” Tanya Adsiti pelan seraya alisnya terangkat dan menatap tajam Cristiano
        “ Aku cinta kamu ,” kali ini Cristiano berkata dengan terbata-bata seperti sedang mengeja sebuah kalimat dengan aksen bule italianya dengan tatapan teduh.
Adisti seakan tak percaya mendengar ungkapan hati dari Cristino , dia masih bingung apa yang telah di ucapkan Cristiano barusan. Dia masih merasa takut berada di tempat ketinggian malam ini. Nafasnya tak beraturan , perasannya tak menentu , antara senang dan bingung. Perasaan biru menghampirinya. Adisti masih diam .
         “ Adisti, what do you thinking ,” Cristiano membuyarkan lamunanya
          “ I love you too Cris,” Adisti menjawab seraya memeluk Cristiano. Dan Cristiano pun mendekap erat tubuh mungil yang Adisti .

Malam itu membuat Adisti seperti terbang menuju langit , ungkapan cinta yang dipersembahkan lebih dari apa yang Adisti harapkan selama ini. Cristiano benar-benar mengungkapan perasannya itu diungkapan dengan cara yang berbeda. Adisti begitu tersanjung. Begitu romantis di lakukan di atas gedung dan disaksikan oleh bintang di langit. Mi ti amo Cris!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun