Sudah banyak dan mungkin beratus ratus kali saya mendengar kisah Damarwulan ,sejak kecil hingga dewasa ini, akan tetapi kisah jaman jaman ,kisah raja,kisah ratu pada saat itu ,Majapahit. Dan banyak kisah seperti Damarwulan hanyalah sebuah kisah untuk menutupi aib penguasa. Damarwulan adalah seorang kesatria yang bambang,ganteng,tampan,perkasa. Sang Ratu dikisahkan sebagai ratu yang baik,cantik jelita bak bidadari,he he he he padahal sayapun belum pernah liat bidadari iru kayak apa. Menakjinggo adalah tokoh antagonis,jahat hingga wajahnya menyerupai gendurwo.
Ada apakah dibalik cerita itu ?
Syahdan Sang Pramudya Wardani merupakan ratu dari kerajaan Majapahit dan pada masa itu kerajaan dalam masa masa transisi ,banyaknya pemberontakan terutama pemberontakan dari Kadipaten Blambangan yang telah dikuasai seorang mantan Perampok bergelar Kebo Marcuwet dan duduk sebagai raja kecil di Blambangan. Kesaktian sang Adipati Blambangan ini konon tiada yang dapat menandinginya. Sosok inilah yang meresahkan kehidupan berbangsa dan bernegara kerajaan Majapahit, dikarenakan kondisi Majapahit saat itu telah banyak ponggawa ponggawa kerajaan yang terbius akan ketamakan. Bulubekti (Pajak ) yang dipungut dari rakyat tidak maksimal masuk ke kas negara, Sedang pajak yang telah masukpun banyak yang digunakan tidak semestinya dan kondisi ini diketahui oleh Adipati Blambangan.
Melihat kondisi ini banyak orang orang nasionalis yang memberi nasihat pada Ratu dan keluarlah maklumat ," Barang siapa bisa mengalahkan dan membawa kepala Kebo Marcuwet maka jika laki laki akan dinikahinya,jika perempuan akan diangkat saudara oleh Ratu."
Banyaklah para pemuda,pendekar yang mencoba menumpas,membunuh Kebo marcuwet akan tetapi semuanya pulang tinggal nama, kabar ini menggelisahkan sang ratu. Suatu pagi di dalam pisowanan agung menghadaplah seorang pemuda bernama Ajingga. Pemuda itu gagah,Tampan, murid seorang pertapa dari Padepokan Cakra Surya di Gunung Lawu. Alkisah Ajingga pun berangkat ke Blambangan dan bertarung dengan Kebo Marcuet, pertarungan yang hebat antar keduanya, konon katanya pertarungan itu memakan waktu 7 hari 7 malam dan Kebo Marcuwetpun bisa dibinasakan. Akan tetapi keadaan Ajingga sangatlah mengenaskan ,tubuhnya banyak terluka. Wajahnya yang ganteng,tampan telah sirna beberapa tubuhnya telah cacat dan jalannya pun telah pincang setelah sembuh karena diobati oleh gurunya.
Setelah sembuh Ajingga menghadap Sang ratu dan menagih janji . Akan tetapi apa yang terjadi setelah dia tiba di keraton Majapahit. Sang ratu menolak karena Ajingga telah berubah menjadi sosok yang menyeramkan,muka yang telah hancur, kaki yang telah cacat. ( he he he ternyata sama saja dari dulu hingga sekarang ,pengorbanan para pahlawan banyak yang disia siakan ). Ajingga diusir dari kerajaan Majapahit dan iapun pergi ke Blambangan ,daerah yang telah ditaklukkannya. Bergelarlah ia menjadi Adipati Menak Jinggo bertahta di Blambangan dan Ajinggapun meneruskan tradisi Kebo Marcuet ,Memberontak pada Kerajaan. Walau akhirnya ia dapat dikalahkan oleh Damarwulan dengan tipuan. Akan tetapi itulah politik segala cara ditempuh,segala jalan diambil entah itu jalan putih ,hitam ataupun abu abu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H