Mohon tunggu...
Sigit Bhumiseno
Sigit Bhumiseno Mohon Tunggu... -

Lahir di Jogjakarta,kembali ke jogjakarta\r\nberteduh di Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Aku seperti DIRAMPOK !

11 Juni 2011   05:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:38 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini hanyalah keluh kesah seorang teman dan mungkin kita dapat memetik pelajaran dari kejadian ini.

Sore itu hujan gerimis sejak dari siang hari, saya yang baru duduk minum teh di teras depan rumah menikmati harum teh dan harumnya aroma tanah yang telah lama tidak dicium air. Tiba tiba telah berhenti sebuah mobil biru tua ,Terios. didepan rumah. Pengemudi segera turun dan berlari kecil menuju pintu gerbang, suara decit pintu sorong seperti cicit tikus terinjak...he he he maklum udah lama tidajk dikasih pelumas. Orang itupun menghampiri dan tanpa ba... b...i bu... langsung duduk di kursi samping saya.
"Assalamualaikum, dari mana ? " Ucap saya
"waalaikumusalm ...dari kantor pajak." jawabnya
" Kok tumben ke kantor pajak sendiri ? "
" Ada sedikit masalah ,mas . " katanya singkat
Dari dalam rumah pembantuku telah datang membawa baki berisi teh panas dan di letakkan diatas meja dihadapan kami.
" Diminum dulu mumpung panas...untuk menghangatkan tubuh."
Iapun kemudian menyeruput teh itu ,dengan pelan ia letakkan kembali di atas meja.
Sebelum mulut ini bertanya iapun bercerita.
" Saya kena denda pajak 915 juta mas." Katanya
" Kok bisa, terus..."
" Begini mas, Perusahan ku ini kan kudirikan baru setahun dan itu peningkatan dari CV..."ia berhenti sejenak dan melanjutkan ucapannya. " Peningkatan dari CV ke PT itu perubahan modalnya kan INBRENG jadi kekayaan CV diaudit terkumpul menjadi 2,5 M dan itu kumasukkan semua ke Modal PT dan mas tahu aku mendirikan CV juga baru 2 tahun ...yha maksudku ingin kutingkatkan."
" Terus ? " tanyaku
"Ternyata di kantor pajak itu menjadi masalah ."
" Masalahnya ?" tanyaku
"Modal yang 2,5 M itu aku dianggap tidak pernah bayar pajak. Memang sebelum mendirikan CV ,aku gak bayar pajak karena aku gak tau dan gak dong...mas tau sendiri selama 15 tahun aku bekerja keras,hasilnya kutabung,kubelikan tanah,rumah dan setelah terkumpul kucoba mendirikan perusahaan.
Selama 15 tahun aku bekerja apa saja, jadi bas borong di kontraktor, makelaran tanah, dagang kambing kalo hari raya Idul Adha." Keluhnya
" Iyha aku tahu, terus ? " ucapku
" Yeah...aku hanya merasa di rampok aja, selama 15 tahun aku banting tulang mengumpulkan uang setelah aku mendirikan perusahaan dan merekrut tenaga kerja.....malah aku diharuskan membayar pajak yang belum terbayar sejumlah 915 an juta....berat mas." katanya
"Terus jika aku tidak mau membayar itu maka akan di pidanakan karena hal itu udah ada undang undangnya......" Lanjutnya
" Terus ?" tanyaku
" Wah..jangan teras terus aja dong mas... gimana kek solusinya" katanya sedikit sewot
Akupun tertawa melihat ia mulai sewot dan menambah dia bergumam jengkel meliat aku tertawa.
"Sudah ceritamu ?"
"Sudah !!!" katanya seraya mengambil cangkir teh dan menghirup isinya sampai tandas.
"Secara Undang Undang Kantor pajak udah benar. " Kataku
" Benar , Gimana ?" sahutnya tinggi
"Benar karena UU nya udah ada dan semua itu tergantung kamu. Jika kamu bayar maka hartamu akan berkurang 915 juta tapi kalo tidak kamu bayar ...paling paling kamu masuk penjara.....semua tergantung pilihanmu." Ucapku
Ia....Suparmin namanya, ia pun terdiam walau kutahu dari mimik wajahnya ia tidak puas atas jawabanku.

" Tapi mas, jika aku harus membayar itu ..?! katanya terhenti

" Aku seperti DIRAMPOK ,mas.!" Katanya
Aku sebenarnya kasian melihatnya , ia yang telah membantu program pemerintah dengan mengurangi pengangguran tetapi malahan kena gorok karena ketidak tahuannya tentang pajak.
Undang undang yang harusnya melindunginya tetapi malah dipergunakan untuk menyembelihnya.

Semoga cerita ini bermanfaat

Sigit Imam Suseno

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun