Pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Anak tidak saja menjadi besar secara fisik, tapi ukuran dan struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat. Akibatnya ada pertumbuhan otak, anak tersebut memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berpikir (Elizabeth B. Hurlock).
Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu perubahan-perubahan psikofisis yang merupakan hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi yang bersifat psikis dan fisik seperti emosional, kognitif, dan sosial pada diri anak secara berkelanjutan, yang ditunjang oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan melalui proses maturation dan proses learning. Maturation berarti suatu proses penyempurnakan, pematangan dari unsur-unsur atau alat-alat tubuh yang terjadi secara alami. Proses learning merupakan proses belajar, melalui pengalaman pada jangka waktu tertentu untuk menuju kedewasaan (Drs. J. Agoes Achir).
Pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Jean Piaget:
- Tahap Sensormotorik 0-2 Tahun
Pada saat ini anak mulai memahami sekitar melalui tindakan fisik dan Sensormotorik. Pada saat ini anak dapat menyerap pengetahuan dan pemahaman sebanyak 80%. Contoh: Anak memegang pasir, memegang benda benda sekitar dll.
- Tahap Praoperasional 2-7 Tahun
Pada saat ini anak butuh pengakuan diri (ego sentris) terhadap lingkungan sekitar dengan menggunakan simbol simbol dan bahasa untuk merepresentasikan ide atau kepemilikan anak tersebut. Contoh: Anak percaya bahwa benda mati memiliki perasaan dan niat. Misalnya, mereka mungkin berpikir bahwa boneka mereka merasa sedih jika ditinggalkan sendirian.
- Tahap Operasional Konkret 7-11 Tahun
Pada saat ini anak mulai mengerti untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan sebuah berdasarkan kategori tertentu. Selain itu anak dapat mengurutkan berdasarkan ukuran dan sifat tertentu. Contoh: Anak mengurutkan suatu mainan kayu dari yang terpendek hingga yang terpanjang.
- Tahap Operasional Formal 11 Tahun ke atas
Pada tahap ini anak mampu melakukan penalaran dan hipotesis. Anak mampu berpikir tentang konsep abstrak dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan situasi yang komplek. Contoh: Anak dapat bernalar dan menyelesaikan soal matematika yang kompleks dengan menggunakan konsep abstrak seperti variabel x dan y dengan menggunakan rumus.