CIKAL BAKAL KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
BHINNY MUZAKYA QUMAIROH/191241014
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kesehatan masyarakat (public health) didefinisikan sebagai ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan upaya-upaya terorganisasi dan memberi pilihan informasi kepada masyarakat dan organisasi. Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan masyarakat, kita mengenal dua tokoh mitologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Asclepius dikenal melakukan pengobatan penyakit setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Artinya tokoh ini lebih mengutamakan pengobatan atau kuratif, sedangkanHigeia lebih menganjurkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah melalui hidup seimbang, menghindari makanan atau minuman beracun, makan makanan yang bergizi, cukup istirahat dan melakukan olah raga. Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya alamiah untuk menyembuhkan penyakit.
Kesehatan Masyarakat sendiri sebenarnya sudah kita kenal jauh sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, lebih tepatnya pada saat wabah korela menjangkiti penduduk Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Lombok pada tahun 1909. Pemerintahan kolonial tentu tidak diam saja melihat wabah tersebut. Beberapa upaya pencegahan pun dikeluarkan, salah satunya dengan pemberian vaksinasi. Awalnya, vaksinansi cacar hanya diberikan bagi penduduk pribumi yang sehari-hari bergaul dengan orang Eropa. Namun pada akhirnya, vaksinasi juga diberikan kepada mereka yang tidak menolak pemberian vaksinasi.
Di sisi lain, telah terjadi peningkatan angka kematian bayi di Indonesia sejak tahun 1807. Pemerintahan Belanda pada era Gubernur Jenderal Daendels telah melakukan upaya-upaya untuk menekan angka kematian bayi dengan mencetuskan pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan, akan tetapi upaya ini tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih kebidanan. Kemudian, tahun 1930 dimulai lagi dengan adanya para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Selanjutnya, pada tahun 1952 pada zaman kemerdekaan pelatihan secara cermat dukun bayi tersebut dilaksanakan lagi. Wabah-wabah yang terjadi di Hindia Belanda pada masa itu menjadi dasar pertimbangan berdirinya sekolah Pendidikan dokter di Indonesia. Karena diharapkan sekolah Pendidikan dokter yang didirikan pada masa itu dapat ikut andil dalam menghasilkan tenaga medis yang dapat mengembangkan kesehatan masyarakat.
STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) adalah sekolah pertama pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman Hindia Belanda. Mendirikan STOVIA pada abad ke-19 adalah pilihan terbaik yang dilakukan pemerintah kolonial. Tetapi melihat kenyataan lapangan, dipandang perlu penambahan ilmu dan pengalaman khusus dalam bidang kesehatan masyarakat, termasuk ilmu dan pengalaman dalam pendidikan kesehatan masyarakat (health education). Kesehatan Masyarakat digagas pertama kali oleh Dokter Mochtar. Tetapi sayangnya belum sempat terwujud beliau sudah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat yang terjadi pada 24 Januari 1961. Pada tahun yang sama, penerusnya yaitu Dokter Sajono Sumodidjojo, mengambil langkah untuk mewujudkan gagasan tersebut. Pada akhir tahun 1964 karena desakan kebutuhan yang besar, maka Dokter Sajono mengirim surat kepada Rektor Univesitas Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan bahwa FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) harus segera didirikan.
Dengan Surat keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 26 tahun 1965 tanggal 26 Februari 1965 diputuskan bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat dibentuk di bawah naungan Universitas Indonesia. Salah satu tujuan pembentukan FKM pada saat itu adalah untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang terlatih dalam bidang kesehatan masyarakat untuk pelayanan kesehatan.
Sebagai tenaga kesehatan pastinya diperlukan kerja sama yang kuat agar tercipta keberhasilan. Karena pada dasarnya para tenaga medis tidak dapat berdiri sendiri. Dokter tidak dapat berdirisendiri, itupun berlaku pada semua tenaga kesehatan yang ada. Tidak ada yang jauh diatas ataupun jauh dibawah, karena pada dasarnya semua tenaga medis berada digaris yang sama.
KATA KUNCI : Kesehatan, Masyarakat, Tenaga, Wabah, Pendidikan, Dokter