[caption caption="Capture photo : Salah satu tempat penampungan sampah"][/caption]
Membaca artikel dari Ibu Maria G Soemitro tentang sampah Jakarta, mengingatkan saya akan salah satu episode dalam film kartun kesukaan saya dulu. Saya tertarik menjadi “pengikut ibu Maria di Kompasiana” karea janji beliau akan mengupas habis tentang bank sampah di artikel selanjutnya. Setelah klik “ikuti” sayapun mencoba memulai obrolan. Saya ketik kalimat pembuka, perkenalan, dan maksud saya mengirim surat, tapi, loh kok panjang sekali obrolan yang mau saya kirim, ya sudah sekalian saja saya jadikan artikel dan saya publish.
Kembali ke salah satu film kartun favorite saya dulu "The Simpsons" dimana Homer (Sang kepala keluarga the Simpson's) berencana mencalonkan diri sebagai walikota, salah satu jualannya dalam kampanye yaitu penanggulangan sampah karena walikota sebelumnya gagal total dalam hal pengelolaan sampah yang mengakibatkan kota ditutupi oleh sampah dan diselimuti oleh bau yang tak sedap.
Karena begitu meyakinkan dalam kampanye bisa membersihkan kota dari gunungan sampah, membuat Homer pun memenangi pemilu dan terpilih sebagai Walikota.
Tapi apa yang terjadi, setelah dilantik menjadi Walikota Homer sang pemenang pemilu bukannya senang tapi malah bingung bagaimana harus membuktikan kemasyarakat kalau dia memang bisa membersihkan kota dari kepungan sampah plus baunya. Akhirnya dia menemukan jalannya, seperti dalam sulap sang walikota bekerja membersihkan kota.
Dalam waktu yang relatif singkat, kotapun terbebas dari gunungan sampah, yang secara otomatis membuat masyarakat puas dengan kinerja Homer dan mengelu-elukan sang walikota baru.
Serapat-rapatnya menyembunyikan bangkai eh sampah, akhirnya tercium juga baunya. Masyarakat kota kebinguangan dengan serangan bau yang tak sedap, mereka tidak mengetahui dari mana asal bau ini. Akhirnya pertanyaan mereka pun terjawab. satu persatu sampah muncul di saluaran drainase kota, tidak berapa lama ledakan sampah terjadi dimana-mana.
Ternyata selama ini “tuan walikota menyembunyikan” sampahnya di saluran darinase kota, karena pertumbuhan sampah yang begitu masif dan tempat untuk membuang yang sudah tidak adalagi membuat sampah berubah menjadi bom dan " Duaaar" .....Kotapun berubah menjadi kota sampah, lebih parah dari sebelum Homer menjadi walikota.
Kejadian seperti dalam kisah kartun diatas sangat mungkin terjadi di Indonesia, banyak daerah yang hanya memindahkan sampah dari perkotaan/pemukiman ke TPA dibiarkan begitu saja tanpa di olah sedikitpun, hanya para pemulung yang memilah and memilih sampah yang berharga secara ekonomis. Dan yang lebih miris lagi ada daerah yang menjadikan sungai mati atau jurang penampung air saat musim penghujan sebagai tempat pembuangan akhir. Kalau cara ini terus menerus dilakukan, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kemudian…..
Sebelum kejadian horror di The Simpson’s menjadi kenyataan dalam kehidupan ini, ada baiknya kita mencoba mencari solusinya. Mungkin salah satunya dengan cara seperti yang didapat Ahok dari Korea serta dengan bank sampah yang akan di jelaskan oleh Ibu Maria…Saya tunggu artikelnya bu ya…
Mari kita jaga kebersihan lingkungan bersama, lingkungan yang bersih akan memberikan kenyamanan kepada kita seperti photo capture dibawah.