[caption id="attachment_413824" align="aligncenter" width="300" caption="ILustrai dari Fajar.co.id. Jangan sampai kisruh bola karena rebutan kursi"][/caption]
Bicara tentang masalah sepakbola Indonesia tidak akan ada habisnya, berbanding terbalik dengan prestasi yang sudah dicapai. Permasalahan yang ada seakan tidak bisa diselesaikan karena sudah terjadi bertahun - tahun. Masalah terjadi mulai dari organisasi yang ngurusin bola, menurun ke operator liga, menurun lagi ke liga, menurun lagi ke klub yang berujung ke SERET nya PRESTASI.
Sudah banyak pembahasan yang dilakukan mengenai permasalahan yang terjadi dalam dunia sepakbola Indonesia, baik di forum resmi maupun di warung kopi di pinggir jalan. Dari pembahasan-pembahasan yang dilakukan selama ini, apakah sudah mendapatkan titik temu untuk mencari solusi? Saya bisa jawab belum. Karena sampai saat ini permasalahan yang sama seperti sebelumnya terjadi lagi. Loh trus buat apa ngadain forum resmi, menghadirkan para tokoh yang ahlinya bola? Tapi kok permasalahan yang sama terulang kembali?? Iya, karena saat diforum tersebut masing-masing tokoh memaparkan pembenar sendiri-sendiri serta mengulas kesalahan pihak lain sehingga diskusi menjadi panas dan berujung tanpa solusi.
Trus, apa permasalahan ini dibiarkan saja? Saya dan mungkin ribuan pencinta bola yang lain menjawab TIDAK. Permasalahan yang ada harus dicarikan solusi yang benar-benarmenuju prestasi, bukan mencari siapa yang harus di salahkan. Kalau masalah ini dibiarkan sama saja steakholder sepakbola Indonesia membiarkan sepakbola hanya MENJADI HIBURAN RAKYAT bukan untuk prestasi.
Ini sangat jauh melenceng dari harapan pendiri organisasi sepakbola di Indonesia. Dimana tujuan utamanya untuk menyatukan semangat pemuda Indonesia demi melwawan penjajahan. Satu-satunya jalan untuk mewujudkan keinginan pelopor sepakbola Indonesia adalah dengan menggapai prestasi. Prestasi bisa didapat kalau kita bersatu, berkolaborasi antara pemerintah, organisasi, klub, pemain, supporter dan dunia usaha.
Bagaimana bisa berkolaborasi kalau masing-masing pihak saling menyalahkan? Jawabnya bisa. Lepaskan ego masing-masing, jalankan seutuhnya hukum yang berlaku di NKRI serta statuta FIFA. Trus bagaimana kalau organisasi tidak mau menjalankannya? bagaimana kalau mereka hanya akan menjalankan Hukum dan statuta apabila mereka merasa akan mendapatkan untung? Nah itu tugas pemerintah untuk berkolaborasi dengan sesama lembaga pemerintah dan FIFA.
Antara lembaga pemerintah harus satu suara, jangan sampai didalam pemerintah sendiri terjadi perbedaan. Pemerintah pusat (Kemenpora) harus melibatkan pemerintah daerah. Jangan remehkan peranan pemerintah daerah dalam penyelesaian permasalahan di dunia sepakbola Indonesia, Karena bagaimanapun juga keberadaan sebuah klub ataupun asprov sangat dipengaruhi oleh kepala daerah baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Tanpa adanya support kepala daerah dan pemda niscaya klub ataupun asprov bisa jalan dengan baik karena kebanyakan dari mereka masih sangat tergantung dari fasilitas yang dimiliki oleh Pemda.
Selama pemerintah pusat tidak bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah, maka prestasi dari sepakbola ataupun cabang yang lain tidak akan pernah terwujud karena permasalahan yang sama akan terulang lagi, lagi dan lagi. Pilihan ada dua selesaikan sehingga “to be the winner” atau biarkan seperti sekarang yang hanya akan jadi “Loser”
# Curahan hati pencinta bola yang rindu akan prestasi
Pan BhiandRa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H