Mohon tunggu...
Pan BhiandRa
Pan BhiandRa Mohon Tunggu... wiraswasta -

# Petani Organik di Kawasan Subak Kana Br. Panglan Pejeng Gianyar Bali https://wordpress.com/stats/insights/maiorganicfarmbali.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita dari Ijen : Pendaki Demi Kesenangan, Penambang Demi Penghidupan

9 April 2015   13:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_408885" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi - pemandangan diatas puncak Ijen"][/caption]

Tanggal 4 April 2015 minggu lalu, jam 04:49am saya dan rombongan tiba di areal parkir Kawah Ijen. Setelah membeli karcis masuk seharga Rp. 5.000 per orang, kamipun siap untuk mendaki. Pada saat akan melangkah menuju tempat check karcis datanglah rombongan yang merupakan penambang belerang yang terdiri dari lelaki muda maupun lelaki yang sudah sepuh sambil membawa pikulan. Salah satu dari rombongan itu mendatangi kami dan memperkenalkan diri sambil menawarkan jasa sebagai pemandu kami untuk mencapai puncak Ijen. Setelah cocok harga, tanpa pikir panjang sayapun mengiyakan jasa yang ditawarkan orang tesebut.

Seperti yang tertulis dipapan informasi, jarak yang harus ditempuh untuk mencapai puncak Ijen sekitar 3 KM. Menurut pemandu kami, lama pendakian sekitar 1,5 – 2 jam. Lima belas menit pendakian pertama saya masih bisa bersendagurau dengan rombongan, tapi setelah memasuki menit ke dua puluhan, suasana menjadi hening, hampir tidak ada kata yang keluar dari mulut masing – masing kecuali suara nafas yang mulai ngos-ngosan, bibirpun sudah terasa pahit. Sebenarnya jalan pendakian tidaklah extrem, tapi karena berkerikil cukup membuat kaki menjadi kaku menahan agar tidak terpeleset.

[caption id="attachment_408883" align="aligncenter" width="300" caption="Kantin"]

1428559275335415851
1428559275335415851
[/caption]

Setelah sekitar 1 jam-an berjalan, akhirnya saya sampai di sebuah tempat peristirahatan. Tempat ini juga berfungsi sebagi tempat penimbangan belerang untuk para penambang serta komersial area karena ada kantin kecil yang menjual kopi, teh, mie dan beberapa snack. Di area ini juga tersedia fasilitas toilet yang sangat sederhana. Dengan tekad yang bulat untuk sampai puncak sebelum panas, sayapun melanjutkan perjalanan. Kebetulan saat melangkah naik ada seorang penambang tua (kira-kira umurnya diatas 50thn). Puncaknya masih jauh Pak? Pertanyaan keluar dari mulut saya untuk membuka percakapan. “Sekitar 300 meter lagi, cuman dua belokan kok kanan sama kiri sampai dah dipuncak” sahut bapak tadi. Sudah berapa kali ngangkut belerang dari tadi pak? Tanya saya lagi. Ini yang kedua kalinya, saya memulai aktivatas dari jam 4:00pagi “ jawab bapak itu dengan polosnya. Wah bapak ini dengan umur yang sudah kepala lima masih bisa (kalau tidak mau dibilang terpaksa) memulai aktivitas untuk kelangsungan hidupnya dari jam 4 pagi, sedangkan saya bangun jam 6 pagi pun masih susah “ gumam saya dalam hati”. Saat berpapasan dengan salah satu pendaki yang sudah turun, ada seorang mba-mba yang menyapa bapak tua itu” Pagi pak, Sehat? Sapanya. Kalau ngga sehat ngga mungkin saya kerja, jawab bapak tua itu. Saya cuman bergumam dalam hati “mmmm……”

Semakin lama saya semakin melambat, kaki semakin berat untuk dilangkahkan, bapak penambang yang saya ajak ngobrol tadi sudah jauh didepan, jalannya begitu cepat, mungkin sudah terbiasa atau hanya untuk mengejar target setoran. Akhirnya setelah benar melewati beberapa kali “dua belokan kiri & kanan” saya sampai juga di puncak Ijen. Pendakian yang berakhir dengan keindahan. Harga yang saya bayar (pendakian selama kurang lebih 1,5jam) terbayar dengan indahnya suasana di Puncak. Dengan air kawah yang begitu biru serta asap alami yang keluar dari belerang dan sinar matahari yang mulai tampak dari balik bukit membuat suasana semakin nyaman untuk dinikmati.

[caption id="attachment_408884" align="aligncenter" width="300" caption="Pak penambang in action"]

14285593531873097873
14285593531873097873
[/caption]

Disamping suasana alam yang indah tingkah polah pengunjung juga enak dilihat, beragam gaya photo and selfie dari yang biasa sampai ke yang extrem, seakan photo jauh lebih berharga dari pada keselamatan mereka sendiri. Perjuangan para penambang pun patut di ancungi jempol.

Jadi dari pengalaman saya mendaki, bagi yang ingin menikmati indahnya Ijen, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pendakian puncak Ijen yaitu :

1. Masker (untuk mengurangi mengirup asap belerang)

2. Sepatu/sandal gunung, jangan memakai sandal jepit karena medan yang berkerikil

3. Air minum

4. Jaket, topi, and sarung tangan bagi yang tidak tahan dingin

5. Lampu senter buat yang berniat melakukan pendakian sebelum jam 5 pagi.

6. Bagi yang jarang berolahraga, untuk mengurangi resiko kram lakukanlah latihan-latihan sebelum mendaki.

7. Yang terakhir, berikanlah jalan bagi penambang, jangan mengalanginya apalagi saat mereka membawa beban

Jangan lupa, cintai dan hormati alam dengan membuang sampah pada tempatnya.

[caption id="attachment_408881" align="aligncenter" width="300" caption="saya"]

14285587921588019480
14285587921588019480
[/caption]

[caption id="attachment_408886" align="aligncenter" width="300" caption="team"]

14285595521459062964
14285595521459062964
[/caption]

[caption id="attachment_408887" align="aligncenter" width="300" caption="tiket masuk April 2015"]

14285595941380110277
14285595941380110277
[/caption]

[caption id="attachment_408888" align="aligncenter" width="300" caption="Ramainya pengunjung karena libur panjang"]

14285596341840640233
14285596341840640233
[/caption]

[caption id="attachment_408889" align="aligncenter" width="300" caption="Selat Bali diambil dari atas kapal ferry"]

1428559684623696053
1428559684623696053
[/caption]

Salam - pan biandra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun