Kepribadian individu dan merek memiliki peran penting dalam mempengaruhi preferensi merek yang dipertimbangkan oleh konsumen. Saat memilih merek, konsumen seringkali mempertimbangkan kepribadian individu mereka sendiri serta kepribadian merek yang dipertimbangkan. Kepribadian merek yang kuat dan jelas akan mencerminkan pandangan yang baik terhadap merek tersebut. Penelitian telah mengungkapkan bahwa pada saat pengambilan keputusan pembelian, kepribadian produk dan merek perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap preferensi konsumen. Dalam hal ini, konsumen mungkin membentuk asosiasi yang kuat antara kepribadian perusahaan dengan merek yang mereka pilih.
Tidak hanya itu, efek interaksi antara kepribadian individu, merek, dan perusahaan juga memiliki dampak yang penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen tidak melihat kepribadian sebagai sesuatu yang terpisah antara diri mereka sendiri, merek, dan perusahaan. Sebaliknya, mereka cenderung berpikir secara holistik dan memperhatikan efek interaksi antara ketiganya dalam membentuk preferensi merek mereka.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami hubungan antara kepribadian individu dan kepribadian merek. Kepribadian individu mencakup karakteristik unik, preferensi, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang. Di sisi lain, kepribadian merek adalah citra dan atribut yang dikaitkan dengan merek tersebut. Dalam beberapa kasus, konsumen mungkin mencari merek yang mencerminkan kepribadian mereka sendiri, sementara dalam kasus lain, mereka mungkin tertarik pada merek yang memiliki kepribadian yang berbeda dengan mereka.
Sebagai contoh, seseorang dengan kepribadian yang energik dan petualang mungkin lebih condong kepada merek yang terkait dengan gaya hidup aktif dan pengalaman yang menantang. Di sisi lain, individu dengan kepribadian yang lebih tenang dan konservatif mungkin lebih suka merek yang terkesan elegan dan konservatif.
Selain itu, kepribadian perusahaan juga memiliki peran yang signifikan dalam membentuk preferensi merek. Konsumen seringkali membentuk persepsi tentang kepribadian perusahaan melalui pesan pemasaran, kualitas produk, perilaku merek, dan interaksi dengan merek tersebut. Jika konsumen merasakan kesesuaian antara kepribadian perusahaan dan nilai-nilai mereka sendiri, mereka mungkin lebih cenderung memilih merek tersebut.
Penting untuk diingat bahwa preferensi merek tidak semata-mata didasarkan pada kepribadian individu, merek, atau perusahaan secara terpisah. Interaksi antara ketiganya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi merek konsumen. Misalnya, seseorang dengan kepribadian yang cenderung energik mungkin lebih memilih merek yang memiliki kepribadian yang serupa, tetapi jika merek tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai yang diinginkannya dari sebuah perusahaan, preferensi mereka dapat berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H