Mohon tunggu...
bhenu artha
bhenu artha Mohon Tunggu... Lainnya - universitas widya mataram

saya adalah karyawan universitas http://new.widyamataram.ac.id/ http://pmb.widyamataram.ac.id/

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Budaya Kolektivisme pada Karyawan

10 Mei 2023   19:57 Diperbarui: 10 Mei 2023   20:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di dalam kelompok budaya, kolektivisme yang lebih tinggi sering kali berhubungan dengan tingkat keterlibatan yang rendah dalam penyimpangan di tempat kerja. Ini berarti bahwa dalam budaya-budaya di mana nilai-nilai kolektivisme ditekankan, karyawan cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi terhadap aturan dan norma-norma yang ada. Karyawan akan mengutamakan kepentingan kelompok atau organisasi daripada kepentingan pribadi, yang dapat mengurangi perilaku menyimpang di tempat kerja. 

Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa perilaku saksi intervensi karyawan yang lebih tinggi terkait dengan tingkat perilaku menyimpang destruktif yang lebih rendah. Dalam konteks ini, perilaku saksi intervensi mengacu pada karyawan yang melihat atau menyaksikan perilaku tidak pantas atau melanggar aturan di tempat kerja dan memilih untuk mengintervensi atau melaporkannya. Ketika karyawan menunjukkan dukungan terhadap nilai-nilai kolektivisme yang lebih tinggi, mereka lebih cenderung untuk memerangi perilaku menyimpang dengan mengambil tindakan yang tepat. 

Namun, terdapat temuan menarik bahwa perilaku saksi yang lebih mementingkan diri sendiri karyawan yang tinggi justru berhubungan dengan tingkat perilaku menyimpang destruktif yang lebih tinggi. Dalam situasi ini, karyawan yang cenderung melihat kepentingan pribadi mereka sebagai prioritas utama mungkin tidak terlalu peduli dengan konsekuensi perilaku menyimpang mereka, yang bisa merugikan kelompok atau organisasi tempat mereka bekerja. 

Penelitian juga menemukan bahwa karyawan dengan dukungan individualisme yang lebih tinggi cenderung terlibat dalam penyimpangan yang merusak di tempat kerja. Dalam budaya yang mendorong nilai-nilai individualisme, kebebasan individu dan pencapaian pribadi seringkali ditekankan, yang dapat menciptakan iklim organisasi di mana perilaku menyimpang lebih mungkin terjadi. Karyawan mungkin cenderung mengutamakan kepentingan pribadi mereka dan tidak terlalu memperhatikan dampak negatif yang mungkin timbul dari perilaku menyimpang mereka.

Faktor-faktor seperti tingkat kolektivisme, perilaku saksi intervensi, kepentingan pribadi, dan tingkat individualisme dapat berperan dalam mempengaruhi perilaku menyimpang di tempat kerja. Kajian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara mendalam hubungan antara nilai-nilai budaya dan perilaku kerja di lingkungan yang berbeda.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun