Manajemen berbasis nilai (VBM) memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda dari sistem kontrol manajemen lainnya. VBM berfokus pada penciptaan nilai bagi organisasi dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan. Selain itu, VBM juga menetapkan insentif bagi karyawan untuk bertindak sesuai dengan tujuan strategis penciptaan nilai. Karena aturan dan pedoman VBM yang jelas, inovasi ini dapat dianggap sebagai inovasi formal ketika diadopsi oleh suatu organisasi. Dalam konteks industri yang membutuhkan perubahan mendasar dalam sistem tugas, VBM dapat dianggap sebagai inovasi radikal.
Salah satu elemen kunci dari VBM adalah driver nilai, yaitu faktor-faktor yang membantu organisasi menciptakan nilai. Faktor-faktor tersebut meliputi inovasi, kualitas, efisiensi, dan lain sebagainya. Driver nilai ini membantu organisasi untuk memfokuskan sumber daya dan upaya mereka pada hal-hal yang paling penting bagi penciptaan nilai. Dalam VBM, driver nilai harus saling terkait dan mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
Prosedur organisasi juga merupakan elemen penting dalam VBM. Dalam VBM, prosedur organisasi dirancang dengan sebab dan akibat yang jelas, sehingga karyawan dapat memahami bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi penciptaan nilai bagi organisasi. Selain itu, VBM juga menetapkan insentif bagi karyawan yang bertindak sesuai dengan prosedur organisasi yang telah ditetapkan.
VBM juga menetapkan pengaturan target dan sistem penghargaan yang jelas. Target-target yang ditetapkan dalam VBM harus terkait dengan penciptaan nilai bagi organisasi. Selain itu, sistem penghargaan yang ditetapkan juga harus mendukung penciptaan nilai. Dalam VBM, karyawan akan mendapatkan insentif yang sesuai dengan kinerja mereka dalam menciptakan nilai bagi organisasi.
VBM merupakan sistem kontrol manajemen terintegrasi yang fokus pada penciptaan nilai bagi organisasi. VBM menetapkan driver nilai, prosedur organisasi dengan sebab dan akibat, pengaturan target, dan sistem penghargaan yang jelas. Karena karakteristiknya yang jelas dan terukur, VBM dapat dianggap sebagai inovasi formal dalam pengelolaan organisasi. Namun, dalam industri yang membutuhkan perubahan mendasar dalam sistem tugas, VBM juga dapat dianggap sebagai inovasi radikal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H