Kepemilikan memiliki keterkaitan yang erat dengan kinerja pembuat keputusan pasar, terutama dalam hal hubungan antara masa jabatan auditor dan nilai perusahaan. Menurut penelitian, masa jabatan yang lebih lama untuk auditor terkait positif dengan nilai perusahaan, terutama karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang praktik akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Namun, ada juga titik ekstrim dimana masa jabatan yang terlalu lama dapat mengurangi independensi auditor dari manajemen perusahaan, dan hal ini dapat mempengaruhi kinerja pembuat keputusan pasar.
Selain itu, keterkaitan antara kepemilikan dan kinerja pembuat keputusan pasar juga dapat terlihat pada masa jabatan CEO atau Chief Executive Officer. CEO yang telah menjabat selama beberapa tahun atau bahkan dekade dapat memiliki paradigma manajemen yang relatif tetap, sehingga mereka kurang menerima informasi baru dan enggan melakukan perubahan strategis yang diperlukan. Hal ini khususnya berdampak pada industri yang dinamis, di mana perusahaan perlu selalu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
Tidak hanya itu, hubungan antara kepemilikan dan kinerja pembuat keputusan pasar juga dapat dilihat dari perspektif analis kredit. Seiring berjalannya waktu, analis kredit yang telah meliput perusahaan dalam jangka waktu yang lama cenderung menjadi terlalu optimis dan kurang akurat dalam penilaian mereka. Ini terkait dengan efek psikologis yang disebut "familiarity bias", di mana semakin lama analis kredit meliput perusahaan tertentu, semakin sulit bagi mereka untuk mempertimbangkan informasi baru yang mungkin berdampak pada penilaian risiko kredit.
Kepemilikan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja pembuat keputusan pasar. Masa jabatan auditor, CEO, dan analis kredit dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan penilaian pasar, baik secara positif maupun negatif. Penting bagi para pembuat keputusan pasar untuk mempertimbangkan efek dari kepemilikan dan masa jabatan dalam pengambilan keputusan mereka, dan untuk mengambil tindakan untuk menghindari efek negatif yang mungkin terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H