Mohon tunggu...
bhenu artha
bhenu artha Mohon Tunggu... Lainnya - universitas widya mataram

saya adalah karyawan universitas http://new.widyamataram.ac.id/ http://pmb.widyamataram.ac.id/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Private Label dan Industri Ritel

22 Maret 2023   10:00 Diperbarui: 22 Maret 2023   10:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa dekade yang lalu, merek private label atau label pribadi, yang juga dikenal sebagai "merek toko" atau "merek distributor", sering dianggap sebagai produk dengan kualitas rendah dan harga murah. Namun, saat ini, merek tersebut telah menjadi alternatif yang jelas untuk merek pabrikan. Private label pada umumnya merujuk pada merek yang dimiliki oleh retailer atau distributor dan hanya dijual di toko mereka sendiri. Di sisi lain, merek pabrikan adalah merek yang dimiliki oleh produsen dan dimaksudkan untuk dipasarkan.

Kesuksesan private label dipengaruhi oleh konsentrasi dalam industri ritel. Konsentrasi ini berdampak pada dinamika merek pabrikan dan label pribadi. Pertama, pengecer dapat menjadi lebih besar karena mereka dapat mencapai skala ekonomis dengan menawarkan produk serupa dengan harga yang lebih terjangkau. Kedua, para pengecer memungkinkan mereka untuk menemukan pemasok yang handal untuk memproduksi label pribadi mereka, sehingga memastikan kualitas yang baik.

Pengembangan private label telah memberikan banyak manfaat bagi pengecer. Contohnya, mereka dapat berfungsi sebagai alat strategis untuk meningkatkan perbedaan dan posisi antara pengecer. Selain itu, merek pribadi juga dapat membantu membangun loyalitas konsumen, hubungan yang kuat, dan citra toko. 

Namun, mengelola merek pribadi tentunya merupakan tantangan bagi pengecer, yang fokus bisnisnya adalah distribusi produk. Pengecer harus memahami peran strategis merek pribadi mereka dan melakukan investasi dan upaya yang kuat untuk membangun ekuitas merek pribadi mereka. Karena manajemen merek sangat penting untuk kesuksesan pengecer dan produsen, menciptakan dan mempertahankan merek semakin penting dalam lingkungan yang sangat kompetitif saat ini. Dalam konteks ini, konsep ekuitas merek menjadi pendorong utama manajemen merek, baik dari sudut pandang praktisi maupun akademis. 

Secara umum, ekuitas merek diartikan sebagai nilai tambahan atau manfaat yang dikaitkan dengan nama merek pada produk. Elemen-elemen ekuitas merek secara positif memengaruhi persepsi konsumen dan perilaku pembelian merek berikutnya. 

Dengan menggunakan pendekatan perilaku konsumen dalam manajemen ekuitas merek, kita dapat mengukur efek dari pengetahuan merek terhadap respons konsumen terhadap pemasaran merek tersebut. Dalam hal manajerial, mengelola ekuitas merek dengan baik dapat meningkatkan hasil dan produktivitas kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan efek positif ini dan mengelola merek dengan baik, perusahaan harus mengembangkan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekuitas merek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun