Teknologi VR adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk merasakan lingkungan virtual secara menyeluruh. Dalam skala dari kenyataan hingga virtual, VR adalah teknologi yang sepenuhnya menggantikan realitas dengan dunia virtual, membawa pengguna ke lokasi dan waktu yang berbeda. Berbeda dengan AR yang hanya menampilkan elemen virtual di atas dunia nyata, dan MR yang menyatukan realitas dan virtualitas. Pertumbuhan investasi dalam VR semakin meningkat setiap tahunnya, terutama karena pandemi COVID-19.Â
Pada tahun 2020, pasar global VR mencapai $15,81 miliar dan diprediksi akan terus tumbuh sekitar 30% setiap tahunnya. Meskipun begitu, masih banyak bisnis yang belum mengadopsi pemasaran menggunakan VR. Terlepas dari 75% perusahaan Forbes 500 yang mengembangkan dan menggunakan realitas campuran, hanya 35% bisnis kecil dan menengah yang memiliki rencana untuk mengadopsi VR atau AR.Â
Manajer mungkin ragu untuk mengadopsi VR karena cerita tentang investasi yang tidak efektif dalam teknologi canggih dan keuntungan yang tidak terwujud. Beberapa skeptis menganggap VR hanya sebagai mode atau trik yang akan kehilangan popularitas setelah kebaruan mereda.Â
Namun, pendukung pemasaran VR menyoroti potensi aplikasi (seperti test drive atau tur VR) dan mencantumkan kisah sukses (misalnya, pengalaman VR Audi yang meningkatkan penjualan mobil hampir 70%). Meskipun inspiratif, anekdot ini tidak memberikan panduan strategis khusus yang memungkinkan bisnis menentukan apakah pemasaran VR cocok untuk mereka.
Investasi dalam teknologi VR memiliki risiko besar karena bisa dengan cepat diabaikan jika tidak diterapkan secara strategis. Salah satu argumen mendukung pemasaran VR adalah bahwa konsumen modern "kecanduan teknologi".
 VR sedang menjadi tren di kalangan milenial dan Gen Z. Namun, mengikat tujuan pemasaran perusahaan ke VR membutuhkan rencana strategis yang jelas. VR memiliki potensi untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan, tetapi penerapannya harus disesuaikan dengan tujuan pemasaran perusahaan.Â
Terdapat kekurangan dalam panduan penerapan VR untuk tujuan pemasaran, yang menyulitkan bisnis yang ingin mengadopsi teknologi tersebut. Beberapa penelitian hanya menyoroti pedoman pembuatan film VR yang lebih sesuai untuk seni kreatif, namun tidak sesuai untuk tujuan pemasaran. Oleh karena itu, panggilan untuk pemasaran VR akan sulit terjawab tanpa adanya panduan yang jelas. Berbeda dengan AR, terdapat panduan bagi pemasar yang ingin memanfaatkan teknologi tersebut.Â
Panduan ini meliputi proses menentukan bagaimana AR dapat membantu mencapai tujuan pemasaran, mempertimbangkan produk dan target inisiatif AR, memilih dan merancang aplikasi AR, serta mengevaluasi dan mengukur hasilnya. Demikian juga, pemasaran VR juga memerlukan penetapan tujuan pemasaran yang jelas dan aplikasi VR harus dipilih dan dirancang sesuai dengan tujuan tersebut. Setelah diluncurkan, inisiatif pemasaran VR harus terus dievaluasi untuk menginformasikan keputusan strategis di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H