Budidaya ikan nila memiliki beberapa keuntungan sebagai sumber penghasilan, di antaranya permintaan pasar yang tinggi. Ikan nila adalah jenis ikan air tawar yang sangat populer dan memiliki permintaan yang stabil di pasar. Hal ini membuat budidaya ikan nila sebagai sumber penghasilan sangat menjanjikan. Hal ini disampaikan oleh Samsul Bakri, S.E., M.M., dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) di Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram (UWM) pada Selasa (14/3).
Ikan nila juga memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga dapat dipanen dalam waktu yang relatif singkat. Dalam waktu 6-8 bulan, ikan nila dapat mencapai ukuran panen yang ideal. Ikan nila juga mudah dipelihara, tidak memerlukan perawatan yang rumit. "Ikan nila juga dapat hidup dalam berbagai kondisi lingkungan air, sehingga dapat dibudidayakan di berbagai daerah," tambahnya.
Lebih lanjut, Dekan FE UWM ini juga mengungkapkan bahwa ada beberapa masalah yang sering dihadapi dalam budidaya ikan nila. Pertama, harga pelet dan konsentrat untuk pakan ikan nila semakin meningkat. Kedua, belum adanya mesin pelet untuk membuat pakan tambahan untuk ikan nila. Ketiga, alat-alat yang digunakan untuk mengolah pakan tambahan dari limbah pertanian masih bersifat manual. Karena alasan-alasan tersebut, pembuatan pakan memakan waktu yang lama, kapasitasnya terbatas sehingga kualitas pakan rendah, dan ini menghambat pertumbuhan ikan nila. "Oleh karena itu, teknik fermentasi diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan limbah dalam rangka pemanfaatannya untuk pakan ikan nila," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H