Akulturasi budaya adalah suatu proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing Sebuah akulturasi kebudayaan dapat terjadi pada banyak aspek, antara lain pada seni bangunan, seni lukis, seni sastra, kepercayaan dan filsafat, penanggalan, pemerintahan, dan lainnya.
Pura Sekar yang terletak di desa pekraman Tejakula Penamaan dari Pura Sekar itu sendiri sama dengan bunga ,yang dimana bunga ini melambangakan keindahan, kesucian dan kesegaran. Jadi tempat itu di ibaratkan sebagai bunga dari kata bunga itulah di dalamnya ada Pura dan berikan nama Pura Sekar. Memang banyak masyarakat yang mempercayai saat memasuki Pura Sekar itu memeliki aura kesucian yang tinggi dan pandangan mata kita itu sangat indah saat memandangan Pura Sekar itu sendiri. pura ini juga disungsung oleh desa Pakraman Tejakula dan Krama Subak Carik Sri Dharma Tirta desa Tejakula.
Yang melatar belakangi terjadinya akulturasi di Pura Sekar yaitu dari cerita sejarah Pura Sekar itu sendiri. Yang dimana di ceritakan bahwa ada sebuah Pelabuhan yang besar yang tepat berada di pesisir pantai yang tidak jauh dari Pura Sekar. Dari Pelabuhan yang dekat di ceritakan lagi bahwa ada sebuah kapa yang bocor lalu menepi di Pelabuhan tersebut, yang dimana awak kapal dan juga penumpangnya merupakat pemeluk dari 3 agama yang berbeda yaitu Islam, China, dan juga Hindu.Â
Untuk menyelamatkan diri merekapun menepi dan melakukan semedi di pura suci tersebut untuk meminta petunjuk dan juga keselamatan. Dari hal tersebutlah terbangun atau terjalinnya sebuah alkulturasi di pura sekar Di dalam pura itu sendiri terdapat sebelas pelinggih namun ada 3 pelinggih yang menjadi alkulturasi budaya yaitu yang pertama pelinggih Ratu Ayu Jong Galuh sebagai pelinggih umat Hindu, pelinggih Ratu Bgus Mas Subandar sebagai pelinggih umat beragama China, dan ada pelinggih Ratu Mas Petingan sebagai pelinggih umat Islam.Â
Jadi di dalam Pura Sekar tersebut terdapat perpaduan budaya dari segi arsitekturnya. Seperti contohnya dari pelinggih Ratu Bagus Mas Subandar yang memiliki ciri khas dari China seperti bangunan yang identic dengan warna merah dan juga ada berbagai hiasan gantungan-gantungan yang bertuliskan China Kemudian dari arsitektur umat Hindu Contohnya seperti adanya ukiran-ukiran bali dan juga warna dari payung yang ada berwarna putih kuning. tidak ada yang mencirikhaskan ornament bangunan IslamNamun dari hal yang dapat mencirikhaskan pelinggih umat muslim terdapat pada nama pelinggih tersebut seperti Petingan.Â
Prosesi upacara yang ada di Pura Sekar pada dasarnya masih banyak yang sama dari prosesi upacra umat hindu pada umumnya seperti upacara piodalan memperingati pura tersebut juga ada upacra ngenteglinggih. Akan tetapi ada yang unik dari proses persembahyangannya seperti umat China, biasanya umat China melakukan ibadah dengan sarana umat China pada umumnya seperti mempersembahkan kue, permen, tebu, memakai koin mas, menggunakan lilin merah, menggunakan dupa dengan jumblah sesuai dengan jumblah pelinggih.Â
Biasanya Umat Muslim yang melakukan ibadah di Pura Sekar dulunya dia cuaman menghaturkan sebutir telur sebagai bentuk persembahannya. Dan untuk Umat Hindu sendiri masih sama seperti biasanya dan tidak ada yang berubah dari proses persembahyangannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H