Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bagaimana Meningkatkan Kecerdasan Ekologis?

23 Oktober 2011   13:19 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seusai Amprokan Blogger 2011 yang diadakan oleh Blogger Bekasi pada 17-18 September 2011 yang lalu, saya membawa pulang PR berupa pertanyaan. Apakah "kecerdasan ekologis" itu? Hal tersebut karena tema acara yang disponsori oleh Indosat tersebut adalah "Blogger Memberdayakan Kecerdasan Ekologis".

Petani sedang menanam mangrove (foto: embassyofindonesia.it)

Dalam acara tersebut terus terang saya kurang mendapatkan "insight". Meski terdapat pembicara seperti Emmy Hafild dari Greenpeace Indonesia dan Amrul Mustofa dari elKail (Lembaga Kajian Advokasi dan Informasi Lingkungan Hidup), namun saya merasa kurang puas. Apalagi kunjungan ke hutan mangrove dibatalkan (walau saya sendiri memilih ke Jababeka, dimana akhirnya seluruh peserta malah berangkat ke Jababeka), membuat tambah sulit melihat bagaimana elKail berupaya menyelamatkan hutan mangrove. Sehari-hari, LSM yang berkantor di Cikarang itu senantiasa menggerakkan masyarakat untuk menyelamatkan hutan mangrove atau bakau. Para petani dilibatkan untuk membudidayakan bakau sehingga menambah penghasilan mereka. Upaya tersebut didukung pula oleh Pertamina, selain tentunya oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi.

Hutan bakau ini penting, karena mampu menahan abrasi pantai. Gerusan gelombang laut dapat menghancurkan kawasan pantai apabila tidak ada hutan bakau. Akibatnya luas daratan bisa berkurang, terjadi banjir dan penetrasi air laut yang asin ke darat sehingga mengakibatkan air tawar di bawah tanah terkontaminasi. Sehingga, sebenarnya penting bagi kita untuk mengetahui langsung bagaimana budidaya bakau dan kondisinya di pantai sehingga mampu lebih berempati. Maklum, kita yang tinggal di kawasan perkotaan biasanya jarang pergi ke alam termasuk pantai.

[caption id="attachment_143421" align="alignright" width="251" caption="Bus peserta AB 2011 di Jababeka yang tengah dihijaukan (Foto: Bhayu MH)"][/caption] Untunglah di Jababeka peserta disuguhi keterangan memadai dari pengelola kawasan tersebut. Jababeka adalah kawasan terpadu yang terdiri dari hunian dan industri. Meski masih dikembangkan, Jababeka telah berusaha menghijaukan kawasannya dengan membangun Botanical Garden. Meski dikepalai oleh seorang sastrawan dari Universitas Indonesia yaitu Eka Budianta, ternyata beliau amat fasih menerangkan mengenai tanaman. Beliau bahkan menegaskan bahwa salah satu cara mencintai lingkungan adalah dengan menanam sendiri aneka jenis tanaman terutama yang berkayu keras. Penghijauan kawasan akan dengan sendirinya mendatangkan hewan-hewan untuk membangun 'rumah' di situ. Dengan demikian akan terbentuklah ekosistem yang baru. Di Botanical Garden Jababeka sendiri telah berdatangan aneka jenis burung, hewan melata seperti ular bahkan mamalia seperti kelinci. Pak Eka Budianta yang fasih nama-nama latin aneka jenis tanaman yang ditanam di Jababeka tersebut juga menerangkan bahwa pelepasan burung seperti dilakukan di Amprokan Blogger 2011 lalu akan memancing 'teman-temannya' untuk ikut datang. Walau saya sendiri merasa seharusnya burung yang dilepas dan tanaman yang ditanam tahun lalu bisa lebih banyak dan tidak sekedar simbolis (untuk usulan ini silahkan baca tulisan saya yang berjudul Peran Amprokan Blogger Menghidupkan Suksesmu dalam Membudayakan Kecerdasan Ekologis (klik pada judul).

Selain itu Jababeka juga membangun fasilitas Water Treatment Plant (WTP) yang memadai. Untuk kawasan industri dilayani dua WTP, sementara kawasan hunian satu. Selain itu juga terdapat sistem pengolahan limbah industri. Fasilitas semacam ini membuat Jababeka menjadi kawasan yang ramah lingkungan. Pengembangnya rupanya telah memiliki "kecerdasan ekologis".

[caption id="attachment_143417" align="alignright" width="224" caption="Daniel Goleman (foto: Steven Edson/scientificamerican.com)"][/caption]

Omong-omong, apa sih kecerdasan ekologis itu? Karena penasaran, saya membeli buku karya Daniel Goleman. Judulnya Ecological Intelligence (Kecerdasan Ekologis): Mengungkap Rahasia di Balik Produk-produk yang Kita Beli (Jakarta: Gramedia, 2010). Di halaman 38 Goleman menerangkan bahwa "kecerdasan ekologis" adalah kemampuan kita untuk beradaptasi terhadap ceruk ekologis tempat kita berada. Goleman meneruskan, "Ekologis" artinya pemahaman terhadap organisme dan ekosistemnya, sedangkan "kecerdasan" adalah kapasitas untuk belajar dari pengalaman dan secara efektif berhadapan dengan lingkungan.

Dari pemaparan Goleman itu lantas saya mencoba merenung, sebagai individu, apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kecerdasan ekologis? Lebih jauh lagi, sebagai blogger, apa peran serta saya? Seperti saya terangkan di tulisan yang ada di LifeSchool-Indonesia (link sama dengan di atas), peran utama blogger adalah mengkampanyekan melalui tulisan di blognya. Dengan kampanye, pembacanya diharapkan dapat memahami dan kemudian tercerahkan akan pentingnya makna "kecerdasan ekologis". Tentu dalam memposting artikelnya, sebaiknya blogger juga memilih provider internet yang peduli pada masalah ini. Salah satunya adalah Indosat Mobile yang mensponsori Amprokan Blogger 2011.

Lebih konkret lagi, ada sejumlah aksi nyata yang dapat menjawab pertanyaan "bagaimana meningkatkan kecerdasan ekologis". Aksi itu sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Tanpa perlu menunggu momentum apa pun. Coba simak aksi nyata itu:

  • Sering membaca buku atau berita mengenai lingkungan hidup.
  • Membuang sampah pada tempatnya, termasuk memilah sampah organik dan non-organik.
  • Mengurangi pemakaian plastik, termasuk kantong plastik dan kemasan.
  • Menggunakan kembali kemasan yang bisa digunakan seperti kotak sepatu sebagai tempat penyimpan.
  • Menanam aneka jenis pohon di pekarangan rumah, halaman, kebun atau di pot.
  • Memelihara binatang terutama yang dapat menumbuhkan ekosistem seperti burung merpati (dilepas di alam bebas bukan dikandangkan).
  • Apabila mungkin mendaur-ulang barang-barang terutama yang sulit terurai di tanah seperti botol bekas air minum kemasan.
  • Membeli produk yang ramah lingkungan (bisa baca buku Goleman yang saya sebut di atas untuk mengetahui bagaimana mengenalinya).
  • Bila berminat bisa mengikuti LSM atau organisasi pencinta alam.
  • Membersihkan lingkungan sekitar, mulai dari selokan hingga sungai.
  • Memberikan dukungan pada kampanye pro-lingkungan hidup, bisa dengan donasi atau ikut aktif turun ke lapangan.
  • Anda bisa tambahkan sendiri secara kreatif kegiatan lain yang sepintas tidak terkait namun berguna secara tidak langsung bagi lingkungan hidup, seperti mengembangkan ekonomi kreatif.

Dengan meningkatkan kecerdasan ekologis maka kita akan mampu mengejawantahkan pesan tersirat dari Amprokan Blogger 2011 yang diadakan oleh Blogger Bekasi, yaitu: amprokan blogger hidupkan suksesmu. Sukses di sini tentu juga termasuk sukses dalam melestarikan lingkungan dan membudayakan kecerdasan ekologis dong... :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun