"Muktamar Pemikiran yang dilaksanakan dengan kurang pemikiran."1)Â
Pernyataan ini bukan dari saya. Melainkan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PB NU), K.H. Yahya Cholil Staquf. Beliau menyampaikannya untuk "meledek" sepupunya, salah satu Ketua PB NU yang merupakan Ketua Pelaksana Muktamar Pemikiran ke-2 NU (MP 2 NU), K.H. Ulil Abshar Abdalla, M.A.. Momentumnya adalah saat pembukaan acara tersebut pada hari Jum'at (1/12) lalu. Sebenarnya konteksnya adalah beliau menceritakan betapa terburu-burunya persiapan MP 2 NU. Ulil sendiri mengakui kalau persiapannya hanya 2 minggu saja.
Pada hari ini, Minggu (3/12), muktamar non-politis tersebut ditutup. Panitia didampingi Tim Pengarah atau "Steering Committee" (SC) lantas memberikan pernyataan kepada jurnalis dalam "konferensi pers". Secara umum, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU yang bekerjasama dengan Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam-Kementerian Agama RI membuat acara ini dengan maksud agar masyarakat tak sekedar membicarakan politik praktis di ruang publik, sementara justru manusia dan kemanusiaan justru makin tersingkirkan. Dan tentunya sesuai dengan tema "Imagining The Future Society", NU hendak berkontribusi bagi bangsa dengan memikirkan format ideal masyarakat masa di masa depan. Apalagi menghadapi "Society 5.0"Â yang dimulai dari Jepang dan masa depan dunia yang terus mengalami kemajuan pesat.
Dalam konferensi pers di gedung kantor pusat PB NU sebelum muktamar dimulai pada hari Kamis (31/11), Ulil mengatakan hasil dari Muktamar Pemikiran NU 2023 akan memuat usulan konstruktif tentang bagaimana membangun masyarakat ideal di masa depan. Nantinya, hasil tersebut akan diajukan sebagai usulan kepada PBNU untuk masukan tentang visi dan langkah-langkah konkret dalam membangun masyarakat yang diidealkan. 2)
Sedangkan dalam konferensi pers di Asrama Haji Pondok Gede yang merupakan tempat penyelenggaraan MP 2 NU, Ulil menyampaikan hasil MP 2 NU yang terdiri dari 4 halaman. Setelah narasi pengantar, pada intinya terdapat 11 Pokok Pemikiran yang dihasilkan dalam MP 2 NU. Berikut adalah rinciannya 3):
1. Muktamar ini tidak punya pretensi politik untuk terlibat dalam politik dukung-mendukung dalam konteks Pemilu 2024. Gejala dukung-mendukung yang terlalu menguasai percakapan publik menjelang Pemilu 2024 saat ini justru kurang sehat. Perhatian publik terhadap platform yang dibawa oleh masing-masing kandidat cenderung minimal.
2. Muktamar ini dengan sengaja disebut sebagai "muktamar pemikiran" karena kami sadar bahwa aspek pemikiran inilah yang kurang mendapatkan porsi cukup dalam percakapan publik saat ini. Percakapan publik hari-hari ini kerap dilakukan secara instan, emosional, cepat tetapi sekaligus dangkal di ruang-ruang media sosial.
3. Perlunya terus mengusahakan adanya ruang percakapan yang lebih mendalam dan serius tentang pelbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, di tengah-tengah pendangkalan komunikasi dan pemiskinan ide karena munculnya komunikasi baru melalui media sosial.
4. Perlunya membawa kembali tema tentang "masyarakat" ke tengah-tengah percakapan publik, melihat adanya tantangan-tantangan, bahkan ancaman terhadap lembaga masyarakat itu sendiri, termasuk lembaga keluarga.