Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ngeksis?

19 Januari 2015   06:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421600011941797677

[caption id="attachment_391625" align="aligncenter" width="320" caption="Ilustrasi: Ngeksis? (Foto: berawan.blgospot.com)"][/caption]

Minggu (18/1) siang tadi, artikel yang saya tulis dan unggah semalam berjudul “Ge-eR, Memangnya Presiden Baca Tulisan Saya?” menjadi Trending Articles. Terima kasih kepada admin atas kepercayaannya. Saya tahu, ini tidak ada apa-apanya dibandingkan para jagoan Kompasiana lainnya. Tetapi saya senang karena inilah TA pertama saya di 2015.

Seperti pernah juga saya tuliskan, saya mencoba menuliskan yang bermanfaat. Tetapi saya juga memberi porsi bagi tulisan soliloquy seperti catatan harian ini. Tidak masalah andaikata tidak ada pembacanya sekali pun. Tetapi ternyata, selalu saja ada tanggapan dari rekan-rekan Kompasianer. Dan untuk itu saya berterima kasih.

Dan tanggapan teman-teman, 99,99 % positif. Hanya 0,1 % yang negatif. Tetapi entah mengapa, rasanya kok jadi seperti kerikil di sepatu ya? Atau kalau kata orang Jawa –karena saya orang Jawa- “koyo slilit nang untu”. Seperti sisa makanan yang menyelip di gigi.

Tetapi seperti saya tuliskan dalam catatan harian kemarin, saya tidak lagi peduli. Kenapa mempedulikan mereka yang negatif? Karena sebenarnya mereka cuma iri dan dengki.

Saya mengerti rasanya “tidak populer”. Tidak enak memang kalau ada “Mas Boy” yang dibuatkan film “Catatan Si Boy”, sementara kita sendiri “tidak eksis”. Bahkan, karakter “Emon” saja masih eksis. Ibaratnya, seperti foto di atas, kita iri karena tidak bisa seperti orang di latar depan.

Lho, kenapa musti iri? Kalau memang tempat kita di belakang, ya tahu diri saja. Hidup ini kan cuma permainan peran?

Kalau memang merasa mampu tampil di depan, ya sono tampil. Repot amat. Rebut. Lawan. Tampilkan diri.

Dengan apa? Ya dengan kontribusi. Dengan prestasi.

Kalau di “dunia Kompasiana”, hal itu adalah dengan menulis secara berkualitas dan berteman banyak. Berkomentar santun dan menyemangati di artikel orang lain, membuat orang lain mudah simpati. Murah hati memberi bintang juga jadi cara menunjukkan bahwa kita ini “orang baik”, bukan sekedar “ingin eksis”. Niscaya saat kita mengunggah artikel, komentar dan bintang pun akan ramai.

Ironis bukan kalau saya kebetulan dianugerahi wajah jelek lantas menganggap itu sebagai sebab saya tidak eksis, lantas marah-marah kepada orang yang berwajah rupawan dan eksis? Daripada begitu, lebih baik usaha memperbaiki. Kalau tidak mampu operasi plastik, banyak cara untuk eksis selain sebagai orang rupawan.

Ini hidup di dunia luas, bukan cuma di batok kepala kita yang sempit. Bahkan, Kompasiana sebagai “dunia kecil” (dalam bahasa filsafat oleh Wittgenstein disebut “Lebenswelt”) kita pun berinteraksi dengan manusia lain, walau sekedar lewat tulisan. Bukan “onani” dengan diri sendiri dan ego kita sendiri semata.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun