Mohon tunggu...
Bhanu Bhadrika
Bhanu Bhadrika Mohon Tunggu... -

Mencintai trotoar jalanan, lampu merah, pedagang kaki lima dan gunung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

9 Pohon Filosofis di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

18 April 2012   03:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:29 9141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tumbuhan Kemuning melambangkan kesucian dan beningnya pikiran. Berasal dari kata 'ning' - hening dari kemu - 'ning'.

7. Bodhi

Tanaman Bo (Bodhi) berasal dari bahasa Sansekerta as'sttha, yang berhubungan dengan pencerahan sang Buddha Gautama. Di tanah Jawa tanaman bodhi disamakan dengan tanaman Keben, yang di dalam Karatan Ngayogyakarta ditanam di plataran Kamandhungan Ler. Tanaman Keben ini juga disebut tanaman perdamaian.

8. Kepel Watu.

Makna dari 'kepel' adalah genggaman tangan manusia, yang memiliki arti 'greget' (niat) dalam bekerja. Sedangkan 'watu' berarti dasar. Pohon Kepel ini melambangkan 'manunggaling sedya kaliyan gegayuhan' (bersatunya niat dengan kerja).

9. Jambu Darsana dan Jampu Tlampok Arum.

Nama jambu Darsana berasal dari kata 'sudarsana' yang berarti tauladan atau contoh, sedangkan Tlampok Arum juga disebut Jambu Dompolan yang melambangkan kerukunan. Makna kedua tanaman filosofis ini, bahwa sebagai pemimpin harus bisa menjadi contoh taulanan terhadap yang dipimpinya, yang sabdanya selalu harum. Sehingga dapat menjadi pemimpin yang mempersatukan serta merukunkan orang orang yang dipimpinya.

(Buku Pawiyatan, abdi dalem Kraton Ngayogyakarta)

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri, dalam tata struktur bangunan kraton maupun kota Jogjakarta, memiliki konsep konsep yang matang tentang bagaimana jalan 'menjadi manusia yang utama' yang bertumpu pada konsep bersatunya manusia dengan Tuhannya. Stuktur bangunan dapat menjadi 'sastra' yang selalu memberikan 'paugeran' atau pedoman yang baik bagi masyarakatnya, di kehidupan sehari hari. Hal yang sungguh penting dalam pondasi masyarakat sebuah kota, bahwa karakter masyarakat adalah cerminan dari struktur kotanya, dan sebaliknya.

Sebuah ibukota, seharusnya juga memiliki tatanan struktur kota yang bermakna mendalam mengenai semangat/nilai nilai yang harus menjadi dasar karakter bangsanya. Bukan malah dibanjiri oleh 'mal-mal' yang besar dan menjamur, jalan jalan tol yang besar dengan kemacetan yang terjadi di mana mana, yang berdiri gersang tanpa arti, malahan membuat masyarakat makin terasing dengan pribadi dirinya, apalagi pribadi bangsanya.
salam.

jogja istimewa.

@BanuSangBadrika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun