Mohon tunggu...
irawan bhakti
irawan bhakti Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang mahasiswa yang senang mengkomentari perubahan, hidup ini terus bergerak. jangan mau diam karena dininabobokan oleh keadaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasus Florence Sihombing Hendaknya Menjadi Bahan Introspeksi Masing-masing

1 September 2014   13:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

entah di hari yang panas terik, atau di hujan yang mengguyur. entah sedang bersama teman atau di jalan sendiri. entah bagaimanapun keadaan yang kita lalui selama kita hidup kita gak akan pernah tahu kapan kemalangan akan datang pada kita. saya rasa itulah yang terjadi pada FS mahasiswi S2 yang sedang melaksanakan studinya di salah satu universitas terkemuka ini murka lantaran tidak dilayani petugas SPBU lantaran flo (nama panggilan) menyerobot antrean kendaraan roda 4 sedangkan flo sendiri mengendarai motor. petugas SPBU enggan melayani karena dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan pengendara motor lainya yang sudah antri dengan tertib. malang tidak dapat ditolak flo kemudian meluapkan kekesalanya di media sosial. nahasnya status path yang dibuatnya ternyata menuai banyak kecaman terutama netizen yang berasal dari kota jogja. karena path yang di tulis sangat menyinggung dan berunsur sara. inilah salah satu screenshot dari banyak screenshot di media sosial yang ditulis oleh flo itu merupakan satu dari beberapa tulisan kekesalan flo yang diluapkan di media sosial. sekarang mari kita menilik mulai dari sisi psikologis. sekarang siapa sih yang gak pernah emosi, mengumpat atau pun jengkel terhadap suatu keadaan?. saya merasa kita semua pasti pernah mengalaminya. tapi kenapa hanya kasus flo yang di blow up? karena kasus flo ini pemain utamanya seorang mahasiswi pascasarjana di kampus yang boleh dibilang punya nama besar memprofokasi suatu elemen masyarakat indonesia dengan nada merendahkan sekaligus menghina. kenapa ini bisa terjadi?. sudah dimaklumi kalau di indonesia kita sering menyebut orang berdasarkan daerahnya.  itu loh orang ini orang itu orang sono orang sini adalah kata - kata yang sering kita dengar sehari - hari. jadi wajar saja kalau kemudian si pelaku ini meluapkan kekesalanya dengan menyebut orang - orang dari daerah tertentu dengan nada menghina karena sudah kebiasaan kita menyebut orang + nama daerahnya. tentu saja bukan tindakan cerdas karena permasalahan yang dihadapi flo sebenarnya umum terjadi pada masyarakat lain tapi memblow up karena menggunakan kata - kata yang menyerang masyarakat secara luas. sungguh kemalangan yang berlipat - lipat. tindakan masyarakat jogja dengan segala reaksi yang dikeluarkan saya rasa wajar - wajar saja selama masih dalam koridor hukum dan juga tidak menyulut isu yang lebih besar. pendapat akan tindakan flo yang berkembang di internet hendaknya tidak di telan mentah - mentah oleh masyarakat. bahwasanya masalah ini adalah murni kesalahan seseorang yang menurut saya sedang tidak berada di "saat yang tepat dan tempat yang tepat". hendaklah masyarakat jogja khususnya dan masyarakat indonesia umumnya mencerna permasalahan ini dengan arif dan bijaksana bahwasanya manusia selalu punya salah. biarkan yang berwajib menyelesaikan tugasnya dengan mengusut kasus ini. jangan sampai kemajemukan kota jogja yang damai dan senantiasa di jaga oleh sultan rusak. dan yang lebih penting lagi semoga kita bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi pada flo bahwasanya dalam keadaaan apapun, situasi apapun kita harus mampu mengendalikan emosi karena semua kejadian di dunia ini terkadang di luar kendali kita. dan buat kita sebagai umau beragama yang diajarkan tentang kesabaran hendaknya mengaplikasikanya dengan sebaik-baiknya karena sesungguhnya alloh bersama orang yang sabar :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun