duduk sendiri, berbatang rokok mengebul menemani alunan detik menuju malam pergantian tahun. lihat sana - sini semua hanya keramaian, crowded, lalu lalang orang menikmati raungan sepeda motor, kerasnya bunyi terompet, paha - paha cabe - cabean, dan tak lupa selingan gadis gadis muda penawar rokok sebagai profesi. Â jam sudah hampir menunjukan pukul 00.00 kendaraan semakin padat, raungan sepeda motor dan makian bukan hal yang aneh malam itu, cewek segala jenis disediakan bak mega market mulai dari yang alim, sok alim, sok nakal, nakal, sampe yang nakalnya bakat alami. hahaha sungguh ironis kadang, mereka yang mengaku berdoa untuk masa depanya, berdoa disebelah orang yang sedang mabuk, berpelukan, memaki. bahkan minum minuman keras.
tidak sadarkah merka tentang kesalahan - kesalahan mereka di masa lalu, apakah pergantian tahun, waktu hanyalah sebuah moment untuk dirayakan dengan foya - foya? apakah mereka lupa waktu yang telah lewat tak bisa kembali. tenggelam dalam hangatnya pelukan, dekapan tanpa sebuah ikatan.
apakah ini cuma pemikiranku seorang, karena memang aku sendiri hahaha, ataukah ada orang yang lain berpikiran sama, namun masih tetap ikut - ikutan karena terlena dengan panorama wanita malam yang katanya ngalahin keindahan 7wonder. terlena dengan oplosan, atau goyangan pinggul erotis di panggung dangdut.
ini hanya sebuah refleksi, bahwa manusia harus tahu salah agar bisa benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H