Setelah itu, Ibuku menelpon Bibi ku yang ada di Kupang untuk mencari tahu info penerimaan mahasiswa baru di Universitas Nusa Cendana. Walaupun aku sedih di Undana hanya ada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan bukan Sastra Indonesia, aku benar-benar ikhlas saat itu. Meskipun ada sebagian orang bilang, kalau yang terpenting kan dua-duanya ada indonesianya. Tidak, tentu saja aku tidak setuju. Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia adalah dua pembahasan yang berbeda, meskipun memiliki ikatan yang erat.
Belum sampai 24 jam, akhirnya Bibiku memberi informasi, bahwa ternyata penerimaan mahasiswa baru di Univesitas Nusa Cendana sudah tutup, sudah tidak ada penerimaan lagi. Tenyata aku terlambat mendaftar, tapi tidak apa, mungkin belum rejeki. Lalu Bibiku mencoba merekomendasikan Universitas Muhammadiyah yang ada di Kupang kepadaku. Tanpa menunggu waktu lama, aku langsung mencari tahu jurusan apa saja yang ada di Universitas Muhammadiyah Kupang. Betapa terkejutnya diriku, ternyata Universitas tersebut menyediakan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau biasanya disingkat PBSI. Dibilang senang, sudah pasti aku senang karena akhirnya aku mendapatkan apa yang ku inginkan. Akupun setuju untuk berkuliah di Universitas Muhammadiyah Kupang.
Singkat cerita, setelah melewati persiapan-persiapan seperti orang yang akan pulang ke kampung halamannya, koper, surat-surat, dan barang-barang penting lainnya. Aku pun berangkat menaiki pesawat yang transitnya dikota Jakarta, dan kebetulan aku mendapat waktu transit yang sangat lama, jadi aku harus menunggu selama 18 jam.
Akhirnya setelah melewati waktu yang cukup lama, pada tanggal 26 agustus 2021 sekitar jam 07.00 WITA, aku sudah bisa menghirup udara kota Kupang, aku sudah tiba di kota yang katanya kota kasih itu. Aku tidak kos atau kontrak, aku tinggal bersama Bibiku yang merupakan keluarga kandung Ibuku.
Pada saat pendaftaran, aku bersyukur karena saat itu aku tidak perlu ke Universitas Muhammadiyah untuk mengurus segala macam bentuk formulir pendaftaran. Karena Bibiku sudah menjadi penolong ku dan ditambah lagi ada kakak ku yang baru ku kenal saat berada di Kupang yang juga merupakan tata usaha di kampus Muhammadiyah. Alhasil aku hanya mengisi format pendaftaran dan mengurus biaya pendaftaran dari rumah.
Info yang ku dapat dari grup what's up yang dibuat oleh admin kampus tersebut, bahwa PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru) akan dimulai dari tanggal 16 sampai 18 September 2021 yang dilakukan secara daring mengingat wabah covid-19 saat itu masih segar-segar nya melanda Indonesia. Namun, selama 3 hari itu kami melakukan PKKMB, satu harinya dilakukan tatap muka pada hari ketiga, dengan harus mengikuti protokol yang ada.
Hari dimana PPKMB pun dimulai. Hari pertama dan kedua aku lewati dengan biasa-biasa saja, karena tidak ada yang membuat ku berkesan, PKKMB secara daring atau zoom saat itu memang tidak seru. Namun dihari ketiga, saat akan langsung bertatap muka, perasaan ku sedikit deg-degan, malu, dan gugup.
Untuk pertama kalinya, saat itu aku ke kampus menggunakan bemo lampu 10 yang mengarah ke walikota dan turun dicabang jalan yang katanya aku harus jalan terus ke pendakian untuk sampai di Universitas Muhammmadiyah. Setibanya di kampus, aku langsung melihat betapa luasnya dan megah bangunan kampus Muhammadiyah. Aku sedikit takjub melihat kesana-kemari, indah dan bersih. Kami yang dari jurusan PBSI, dikumpulkan di sebuah kelas, karena di aula tempat pertemuan Maba seluruh fakultas sudah padat, tentu mahasiwa nya bukan sedikit, apalagi ada pembatasan karena covid-19, yang membuat kami harus dipindahkan.
Saat berada di dalam kelas dengan semua Maba jurusan PBSI saat itu, aku merasa sedikit terasingkan. Kulihat teman-teman yang lain sedang berbincang-bincang dengan teman samping kiri kanan nya masing-masing. Dalam pikiran ku mungkin mereka itu kawan sekampung atau mungkin satu sekolah sewaktu SMA/SMK. Beberapa menit kemudian, ketua Prodi PBSI masuk dan memperkenalkan diri serta mengenalkan Prodi PBSI kepada kami.
Tidak begitu lama pertemuan kami, akhirnya selesai dan kami kembali pulang. Pesan dari ketua Prodi untuk kami adalah datang kembali ke kampus tanggal 20 September hari senin, untuk pembagian kelas A dan kelas B. Kami jurusan PBSI seluruhnya berjumlah 50 orang, seperti yang disampaikan ketua Prodi, bahwa jumlah kami sudah meningkat dari tahun sebelumnya dan beliau bangga dengan perubahan ini. Aku senang dan terharu karena kehadiran kami 50 orang ini bisa menjadi perubahan signifikan terhadap statistik jumlah mahasiswa PBSI yang ada di Univeritas Muhammadiyah Kupang.