Mohon tunggu...
Bhagavad bdp
Bhagavad bdp Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahsiswa

Seorang mahasiwa yang memiliki peminatan akan bidang konservasi atau perawatan pada cagar budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Pesona Sambelia, KKN-PPM UGM Melukis Sambelia Laksanakan Perayaan Megah Budaya Suku Sasak

27 Agustus 2023   20:30 Diperbarui: 27 Agustus 2023   20:40 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Tarian dari anak-anak TK

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan akademik mahasiswa. Pada tahun ini, TIM KKN UGM Melukis Sambelia memiliki kesempatan istimewa untuk melaksanakan sebuah event dengan menyusung tema kebudayaan adat Sasak, event tersebut dinamakan dengan Festival Pesona Sambelia. Festival ini menjadi langkah konkret dalam menjaga, memperkenalkan, dan melestarikan warisan budaya yang kaya dan bernilai dari masyarakat Sasak di Nusa Tenggara Barat. Kebudayaan adat Sasak adalah salah satu warisan budaya yang patut diapresiasi dan dijaga keberlanjutannya. 

Festival Pesona Sambelia dilaksanakan dengan penuh semangat dan kerja keras oleh TIM KKN-PPM UGM Melukis Sambelia bersama pemuda setempat. Berbagai kegiatan yang mengangkat kearifan lokal Sasak dipersiapkan dengan baik dan diadakan pada 03 Agustus 2023 di TWA Makam Keramat Suci yang berlokasi di Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dalam memeriahkan Festival Pesona Sambelia, TIM KKN-PPM UGM Melukis Sambelia juga mengadakan berbagai kegaiatan pembuka dalam menyambut acara puncak yang terdiri dari Jalan Sehat dan Cek Kesehatan pada tanggal 01 Agustus 2023 dan Lomba Masak Antar Ibu PKK Sekecamatan pada tanggal 02 Agustus 2023, acara pembuka tersebut diadakan di Pantai Berandangan dan Pantai Mutiara yang berada di Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur. Nusa Tenggara Barat 

Kegiatan Festival Pesona Sambelia dimulai dengan pelaksanaan Pawai Dulangan dengan diiringi permainan Gendang Beleq. Pawai Dulangan merupakan salah satu tradisi unik Suku Sasak dengan berjalan sambil membawa dulangan (nampan besar yang biasanya terbuat dari anyaman bambu atau bahan alami lainnya)  dengan berisikan makanan ringan hingga makanan berat dan perlengkapan, makanan tersebut nantinya akan dimakan bersama oleh si pembawa dulangan. Tradisi ini dianggap sebagai lambang rezeki dan keberkahan.

 

Prosesi Pawai Dulangan
Prosesi Pawai Dulangan
Dalam memeriahkan prosesi Pawai Dulangan TIM KKN-PPM UGM Melukis Sambelia juga  dengan membawa gunungan sumber daya alam yang terinsiprasi dari budaya Keraton Yogykarta yaitu Tradisi Grebeg, gunungan tersebut berisikan jagung ungu, jagung kuning, kacang panjang, sawi, terong hijau, cabai dan lain sebagainya. Gunungan sumber daya alam juga ditujukan sebagai pameran hasil bumi dari daerah Lombok .

Pameran Hasil Bumi
Pameran Hasil Bumi
Rangkaian acara Festival Pesona Sambelia kemudian dibukan dengan  dengan sambutan dari berbagai instansi, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur, perwakilan kecamatan, perwakilan dari Desa Sugian dan Desa Labuhan Pandan, perwakilan dari UGM yang dibawakan oleh Dosen Pembimbing Lapangan TIM KKN-PPM UGM Melukis Sambelia dan ketua TIM KKN-PPM UGM Melukis Sambelia. Suasana khidmat menjadi langkah awal untuk memahami pentingnya festival ini. Setelah upacara pembukaan resmi terlaksana, Festival Pesona Sambelia melanjutkan dengan pagelaran seni dan budaya. Penampilan pertama dimulai dengan permainan Gendang Beleq, sebuah bentuk seni musik tradisional yang khas dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Sasak di pulau Lombok, NTB. Gendang Beleq tidak hanya sekadar alat musik, tetapi juga mewakili simbol kekuatan dan identitas budaya masyarakat Sasak. 

Penampilan Gendang Beleq
Penampilan Gendang Beleq
Selanjutnya, anak-anak dari TK Desa Sugian juga ikut berpartisi dalam Festival Pesona Sambelia dengan menampilkan tarian khas Suku Sasak dengan penuh semangat dan gemulai, membawa suasana ceria pada pelaksanaan festival. Menjelag waktu istirahat (ISHOMA), acara Palek Manuk dilaksanakan guna menambah kemeriahan Festival Pesona Sambelia. Palek Manuk sendiri merupakan tradisi lokal dari Desa Sugian dengan menerbangkan dua ekor ayam ke udara, yang kemudian akan dikejar bersama oleh para pengunjung. Palek Manuk memiliki makna sebagai wujud melepaskan kesialan dan hal buruk yang ada dalam diri seseorang.

Penampilan Tarian dari anak-anak TK
Penampilan Tarian dari anak-anak TK
Pada jam 13.00 WITA, acara Festival Pesona Sambelia dilanjutkan dengan pertarungan Peresean. Peresean adalah pertarungan tradisional antara dua pria yang bersenjatakan tongkat rotan dan perisai kulit kerbau. Tradisi ini bukan hanya sebagai ilmu bela diri, tetapi juga merupakan seni tari daerah Lombok yang memiliki nilai sejarah yang dalam. Pertarungan Peresean disertai oleh permainan Gendang Beleq yang membuat situasi menjadi lebih menengangkan dan mencekam saat dilaksanakannya pertarungan. 

Masyarakat lokal yang menonton sangat antusias untuk ikut berpartisipasi dalam pertarungan Peresean tersebut, mereka menganggap Peresean sebagai ajang dalam menguji kejantanan dan beradu gengsi. Untuk menjaga keselamatan, TIM KKN-PPM UGM telah bekerja sama dengan pihak kesehatan untuk menyiapkan ambulance dan fasilitas pertolongan pertama (P3K) selama acara Peresean. Festival Pesona Sambelia berakhir tepat pada pukul 15.00 WITA setelah dilaksanakannya sejumlah rangkaian kegiatan yang menghadirkan kekayaan budaya dan tradisi dari masyarakat Sasak.

Pertarungan Peresean
Pertarungan Peresean
Festival Kebudayaan Pesona Sambelia yang diselenggarakan oleh TIM KKN-PPM UGM Melukis Sambelia menjadi angin segar dalam pelestarian budaya. Banyak respon postif dari masyarakat dan peserta festival menjadi bukti keberhasilan dalam menyampaikan pesan tentang pentingnya melestarikan budaya adat Sasak. Generasi muda, sebagai penggerak masa depan, semakin memiliki pemahaman dan rasa tanggung jawab terhadap kebudayaan warisan nenek moyang. 

Melalui berbagai rangkaian kegiatan yang disusun dengan baik, kebudayaan adat Sasak berhasil menemukan kembali ruang dalam hati masyarakat dan generasi muda. Festival ini tidak hanya sebatas memperkenalkan kebudayaan adat, tetapi juga memberikan contoh konkret bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat dan warisan budaya lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun