[caption caption="TPU Karet Bivak"][/caption]
Sosok ayah bagi Adhyaksa Dault bukan saja sebagai orang tua tapi juga sumber inspirasi bagi kariernya. Bagaimana tidak sang ayah, HM Dault, telah menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual sebagai bekal karier politiknya.
“Abah menjadi sumber inspirasi dan menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada saya dari kecil. Saya masih ingat ketika waktu SD. Saya sering dipukul dan disiram air apabila tidak salat subuh,” ungkap Adhyaksa.
Menurutnya, ada dua nilai kehidupan yang diajarkan sang ayah . pertama, dia tidak pernah membatasi anaknya untuk masuk ke dalam organisasi manapun asalkan jangan menjadi seorang penjilat. Kedua, sang ayah menekankan jangan sampai dirinya memakan uang yang bukan haknya, karena uang itu akan mengalir di dalam diri dan anak-anaknya.
“Abah sering bilang dua hal itu, namun ketika naik haji tahun 1993 bersama abah dan Pak Lopa (Baharudin Lopa), di Arafah saya dinasehati oleh mereka, dan itu sangat mengena dalam diri saya,” ujarnya.
Adhyaksa menuturkan, saat diwisuda S1 dulu, ayahnya sedang sakit liver dan dirawat di RS Pertamina, selesai wisuda dengan menggunakan pakaian toga lengkap, dirinya langsung menjenguk ayahnya. Abah menangis dan terlihat gembira melihat dirinya datang dengan berpakaian wisuda.
Begitu juga ketika dirinya menyelesaikan gelar doktornya di Institut Pertanian Bogor, setelah diwisuda dirinya langsung ke kuburan ayahnya di karet Bivak.
Saat itu, dirinya masih mengenakan pakaian wisuda lengkap dengan toganya sehingga orang di sekitar kuburan terheran-heran.
Tidak hanya itu, ketika Adhyaksa selesai dilantik menjadi Menpora, dirinya bersama ibu dan istrinya langsung ke kuburan ayahnya dengan masih menggunakan jas lengkap dan lambang menteri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H