Mohon tunggu...
Rizki Surya Nuralam
Rizki Surya Nuralam Mohon Tunggu... Wiraswasta - (Saya bukan Politisi)

Berpikir adalah seni, namun tindakan adalah keindahan sejati. Kontemplasi bukan sekadar perenungan, tapi juga harus menghasilkan perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendidikan di Era AI: Masih Perlukah Kita Taksonomi Bloom di Tahun 2025?

10 November 2024   13:53 Diperbarui: 10 November 2024   14:03 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik Skor PISA Indonesia pada laman GoodStats.id

Taksonomi Bloom dan Higher-Order Thinking Skills saling berkaitan erat, karena keduanya berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Jadi, kesimpulannya adalah sistem tersebut masih akan tetap relevan di era modern seperti saat ini, terutama dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan tadi.

Bisa kita pahami bersama, bahwa Taksonomi Bloom adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkatan kognitif. Dalam konsep yang terkandung didalamnya memiliki aspek-aspek penting, yaitu :

Mengingat (Remembering) --- Memahami (Understanding) --- Menerapkan (Applying) --- Menganalisis (Analyzing) --- Mengevaluasi (Evaluating) --- Mencipta (Creating). Tingkatan-tingkatan ini menunjukkan urutan kemampuan berpikir dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks.

Tingkat kognitif akan menekan siswa untuk menguasai dan mampu melakukan analisis, sintesis, serta evaluasi dengan lebih efektif dan kreatif. Sistem ini adalah struktur yang menggambarkan keseluruhan spektrum keterampilan kognitif. Sedangkan HOTS merujuk pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Garis besarnya, HOTS adalah aplikasi dari level-level tertinggi dalam Taksonomi Bloom (yaitu analisis, evaluasi, dan mencipta).

Jadi, meskipun teknologi memudahkan akses informasi, peran guru dalam memfasilitasi tiga hal barusan masih tetap menjadi hal krusial.

Terutama dengan penyesuaian implementasi, teknologi justru dapat memperkuat penerapan Taksonomi Bloom di ruang kelas supaya menjadi lebih dinamis. Dengan demikian, Taksonomi Bloom tetap akan menjadi pedoman dalam merancang tujuan pembelajaran yang mencakup keterampilan HOTS. Karena sistem maupun metode ini dapat mendorong siswa untuk tidak hanya mengingat dan memahami informasi, tetapi juga menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan informasi baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun