Ahkkkkk,…mati,…mati,…mati! seseorang mati bunuh diri karena tidak sanggup menahan beban hidup, kabar berita yang baru-baru ini disiarkan bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat dimana manusia terkadang berpikir sangat pendek tanpa memikirkan sanak saudara yang sebenarnya lebih menderita karena ditinggalkannya. Di jaman edan seperti sekarang ini, bunuh diri merupakan fakta sosial yang harus lebih diperhatikan sebab hal ini mengambarkan adanya gejolak mental didalam masyarakat baik di kota maupun di desa. Faktor pemicu seseorang dalam mengakhiri hidupnya biasanya didasari oleh alasan-alasan kuat yang terdapat didalam diri seseorang tersebut. Contohnya Seseorang prajurit militer bisa mengorbankan jiwanya demi membela rekan anggotanya didalam peperangan. Tetapi didalam masyarakat pola bunuh diri bisa terjadi karena bermacam hal seperti bunuh diri disebabkan oleh penyakit yang menahun, bunuh diri yang disebabkan karena malu atas perselingkuhan, bunuh diri yang disebabkan karena hutang,…dll. Menurut Durkheim(1968) hal ini bisa terjadi dikarenakan integrasi masyarakat dan keluarga terlalu lemah, krisis politik juga bisa mempengaruhi. Apalagi di Indonesia kencenderungan ini mulai terlihat, dan sedikit sekali para penguasa yang benar-benar memikirkan hal tersebut. Padahal, jumlah angka bunuh diri adalah fakta sosial yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kesehatan mental masyarakat pada sebuah Negara. Marilah kita renungkan !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H