Mohon tunggu...
Mochamad Slamet
Mochamad Slamet Mohon Tunggu... -

Leadership

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Cinta dan Radikalisme

26 September 2011   01:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terlintas dalam pikiran kita? ketika radikalis melakukan aksi, sebagai bentuk ketidakberdayaannya dalam mengekspresikan visi misi mereka--menelusuri dimana akar permasalahannya hal tersebut akan berujung pada kesejahteraan dan perhatian yang tidak terfasilitasi dimana, keberadaan radikalis di Indonesia membutuhkan kepiawaian negara dalam bentuk pendekatan yang bisa diawasi oleh seluruh komponen masyarakat yang cinta damai. Dengan begitu, negara dapat mengurangi tindakan brutal seperti bom bunuh diri yang terajadi di  Solo. Berangkat pada era globalisasi abad 21, aktor individu seperti teroris menjadi kajian penting dimana, embrio radikalis terlahir dari perkembangan sistem ekonomi yang terlalu bebas sehingga landasan itu haruslah diimbangi dengan kesejahteraan yang merata seperti yang tuang pada pasal 33 UUD 45...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun