Mohon tunggu...
Bey Aptiko Istiqlal
Bey Aptiko Istiqlal Mohon Tunggu... Lainnya - Mager produktif

Pengen ketagihan nulis sama baca kitab berjilid-jilid:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kopiah Hitam sebagai Identitas Nasional

19 Maret 2020   08:04 Diperbarui: 19 Maret 2020   08:04 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang unik. Negara ini sangat berbeda dari negara-negara lain. Suku bangsa yang tinggal di negara ini sangat banyak sekali. Tercatat dalam website indonesia.go.id yang merujuk pada data sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2010 saja negara kita memiliki lebih dari 300 kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa; yang mana jumlah mayoritas terbesar di negara ini ialah Suku Jawa dengan total 41% dari populasi penduduk di Indonesia atau ada sekitar 95.217.022 jumlah penduduk, disusul suku Batak dengan total 3,58% dari jumlah populasi penduduk di Indonesia. 

Dengan semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika, negara kita sukses menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda-beda tersebut. Dengan semboyan negara ini kita berhasil disatukan melalui jasa-jasa pahlawan kita terdahulu.

Bukan hanya Bhineka Tunggal Ika saja ternyata yang bisa menyatukan kita dari perbedaan-perbedaan yang ada. Bahkan hal kecil seperti kopiah nasional pun bisa menyatukan perbedaan-perbedaan ini. Songkok, peci, atau kopiah memang sangat identik dengan agama Islam. Terutama bagi kaum santri yang cenderung enggan melepaskannya sebagai bentuk kezuhudan atau bentuk ta’adduban seorang santri. 

Biasanya orang-orang Islam menggunakannya dalam acara-acara resmi seperti ketika merayakan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, maulidan, acara pernikahan, walimah, kenduri, dan lain sebagainya. Namun untuk kopiah nasional dengan sisi runcing di kedua ujungnya dengan dibalut kain beludru berwarna gelap atau identik hitam yang biasanya memiliki tinggi 6cm—12cm dengan motif polos, kini bukan hanya orang Islam saja yang memakainya. 

Alasan orang Islam lebih sering menggunakan kopiah nasional karena dahulu kopiah putih identik dengan orang-orang yang telah bepergian haji. Kini kita juga sering melihat banyak orang menggunakan kopiah hitam ini tak peduli apakah ia orang Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik, ataupun Konghuchu terutama pejabat kenegaraan. 

Tercatat beberapa pemimpin non-muslim seperti Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama misalnya yang pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta juga menggunakan kopiah hitam saat menjabat menjadi Gubernur. Ini menjadi bukti bahwa kopiah hitam juga menjadi identitas nasional kita.

Dalam sejarahnya, kopiah hitam ini sangat identik dengan presiden pertama kita; Soekarno. Ya, karena kala itu sebagian pemuda intelegensia lebih identik dengan dan jas. Adapun jas sebenarnya bukan identitas 'orang timur' atau orang-orang tanah melayu, melainkan identitas dari orang-orang barat. 

Kemudian diceritakan sebuah kisah yang tertuang dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams, tatkala Soekarno mengikuti rapat Jong Java di Surabaya pada bulan Juni 1921, dengan jiwa mudanya ia memberanikan diri untuk menggunakan kopiah hitam dalam rapat tersebut. Pada saat itu pemuda-pemuda intelegensia menilai blangkon, sarung, dan peci adalah pakaian kaum yang lebih rendah. 

Dengan tekad yang besar ia pun memecahkan keheningan dan berkata kepada rekan-rekannya, "...Kita memerlukan sebuah simbol dari kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki sifat khas ini, mirip yang dipakai oleh para buruh bangsa Melayu, adalah asli milik rakyat kita. Menurutku marilah kita tegakkan kepala kita dengan memakai peci ini sebagai lambang Indonesia Merdeka." ucap Soekarno dengan tegas.

Pada saat itulah pertama kalinya Soekarno mempopulerkan kopiah hitam sebagai pakaian nasional. Dan pada saat itu, ia berhasil mengangkat kembali citra kopiah hitam yang sebelumnya dianggap rendahan oleh kaum intelegensia. Walhasil dengan keberaniannya itu, kini kopiah hitam bukan hanya simbol bagi agama Islam. 

Kini kopiah hitam telah menjadi identitas khusus bagi bangsa ini. Bahkan kini kopiah hitam telah menjadi pakaian wajib bagi pejabat kenegaraan dalam even-even khusus kenegaraan. Bagi saya, kopiah hitam ini sangat cocok dengan segala bentuk pakaian pria. Entah dibalut dengan jas dan pakaian rapi, entah dengan sarung dan kaos oblong ala santri, entah dengan seragam sekolah nan rapi, hampir semuanya cocok jika dipadukan dengan kopiah hitam. Kecuali pakaian yang tidak sesuai dengan nilai dan norma ya. Hehehe... :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun