Mohon tunggu...
Naviz De Vinci
Naviz De Vinci Mohon Tunggu... Perawat - Pembelajar di Universitas Maiyah

sedang terdampar di Baden Wurttemberg, Jerman

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Budaya Tepat Waktu (Punktlichkeit) di Jerman

4 Mei 2017   02:33 Diperbarui: 4 Mei 2017   03:05 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jerman sangat terkenal dengan budaya tepat waktunya. Orang Jerman menganggap terlambat adalah sebuah tindakan yang tidak sopan, tiada tolerir mau 15 menit, ataupun 10 menit. Apalagi jika keterlambatan berkaitan dengan sebuah termin (janji) dengan dokter atau pekerjaan kantor lainnya, pasti langsung ditegur.

Jika datang terlambat memenuhi sebuah janji/undangan, mau tak mau akan membuat seseorang atau beberapa orang menunggu. Mereka biasanya akan menelepon terlebih dahulu ketika sedikit terlambat 5 menit misalnya. Tepat waktu bukan hanya soal disiplin semata, namun juga soal menghargai orang lain. Kalau kita mengakui keberadaan orang lain, maka datang terlambat sama saja dengan membuang waktu relasi secara sia-sia.

Di Jerman akan sangat konyol ketika seseorang datang terlambat dengan alasan transportasi. Sebab seluruh transportasi dari bus, Schnellbahn, Zug (kereta cepat), tram sudah terintegrasi secara online dalam hitungan sampai 1 menit sebelum kedatangan dan aplikasi transportasi di seluruh Jerman bisa didownload via Android play store. Seluruh jadwal yang ada seluruhnya tepat waktu, ketika terlambat beberapa detik saja, pasti akan ditinggal, dan tiada istilah toleransi.

Penghargaan akan waktu ini juga bisa dilihat dalam etos kerja warga jerman sehari-hari. Jika jadwal kerja pukul 8.00 sampai 11.30 maka selama itu pun semuanya bekerja dan fokus dengan baik. Menggunakan handphone pribadi di jam kerja adalah sesuatu yang sangat terlarang. Maka, ketika segala sesuatunya terlaksana sesuai dengan jadwal dan kesepakatan, pekerjaan pun akan lebih cepat selesai, target yang diharapkan pasti juga akan tercapai. Jadi menjadi pemandangan sangat langka jika pada hari sabtu dan ahad atau di akhir pekan masih lembur, bagi mereka hari libur adalah hari libur dan dipergunakan sebaik mungkin untuk bercengkrama dengan keluarga.  

Selain itu, jika tidak ada acara khusus, mereka harus menghargai tetangga sekitar dengan tidak diperbolehkan membuat kebisingan dari pukul 20:00-08:00 hari berikutnya. Jika memiliki acara khusus, seperti ulang tahun, party, atau grillen (memanggang di halaman rumah atau di suatu tempat) harus minta izin terlebih dahulu ke tetangga-tetangga. Jika tidak dan kemudian berisik sampai mengganggu maka akan menuai protes dari para tetangga.

Menghargai waktu sama dengan menghargai diri sendiri dan kemudian juga sangat menghargai orang lain. Maka tak ayal kalau di Jerman ataupun Eropa pada umumnya memiliki waktu libur paling panjang dalam setahunnya, dari Liburan Musim Panas, Liburan Musim Dingin, Liburan Musim Gugur dan Liburan Paskah. Meskipun Jerman memiliki banyak waktu libur, namun efektivitas dan intensifitas hasil kerja tetap maksimal.

***Bersambung***

#Writingchallenges4

Nafisatul Wakhidah

Zwiefalten, 4 Mei 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun