Misal aku punya 100 gr gula merah, bahan kulit buah/ sayuran yang diperlukan adalah 300gr, nah kemudian diperlukan 1000cc/ 1 liter air.
Masih bingung? Semoga tidak ya. Jadi selalu siapkan gula merah sesuai kebutuhan jika mau membuat EE. Biasanya aku menggunakan patokan berapa gram kulit buah yang sudah tersedia, kemudian aku membagi 3 agar dapat takaran gula merah. Kalau air, tentu persediaan banyak kan.
Jadi, silakan teman-teman pakai rumus ini untuk memulai membuat EE.
Oya, pastikan mengunakan wadah yang terbuat dari bahan plastik karena untuk menghindarkan pecah kalau menggunakan bahan kaca. Proses membuat EE itu menghasilkan gas, jadi wadah yang digunakan harus menyisakan ruang yang cukup, jangan terlalu penuh saat memasukkan kedua bahan itu (kulit buah dan gula merah).
Nah, setelah bahan dimasukkan, tutup wadah dengan rapat dan simpan di tempat yang teduh, tak terkena sinar matahari langsung. Kemasan rapat dan disimpan selama tiga bulan.Â
Saat satu bulan pertama, bukalah tutup wadah setiap hari selama beberapa detik, ini diperlukan untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan, setelah itu tutup rapat. Ulangi keesokan harinya.
Bagaimana jika memasuki bulan kedua dan ketiga? Jika gasnya sudah berkurang, maka ditutup saja, lanjutkan sampai bulan ketiga.
Proses membuat EE ini memang lama, tetapi sebenarnya ada nilai yang ingin diterapkan dalam mengolah EE. Kita menjadi lebih bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam dan diajak untuk bertanggungjawab merawatnya.Â
Jika ingin makan enak, tentu memasak dan mengolah makanan sangat dibutuhkan, tetapi jangan lupa olah juga sampah yang telah kita hasilkan.Â
Mengolah sampah menjadi kompos atau EE sangatlah mudah, mulai dari anak-anak juga bisa diterapkan. Jadi, peran merawat bumi ini tentu harus jadi peran bersama, tak bisa diletakkan hanya pada satu pihak.
Teman-teman ingin berpartisipasi dalam merawat bumi kita? Mulailah dengan mengolah sampah di rumah, jadikan kebiasaan ini menjadi habitus baru, tunggulah prosesnya, akan dinikmati oleh generasi mendatang.Â