Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... Relawan - Menulislah Selayaknya Bertutur, Mengalirlah Energi Kebaikan

Berbagi pengalaman, kesempatan dan cerita sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ikan Cupang Istimewa

15 Agustus 2021   13:20 Diperbarui: 15 Agustus 2021   13:24 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada empat jenis disabilitas, yaitu fisik, sensorik, intelektual dan mental. Mereka yang mempunyai keterbatasan ini tetap bisa produktif dan berkontribusi bagi keluarga dan lingkungannya. Tidak semua orang dengan disabilitas menjadi orang yang tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku mengamati beberapa orang penyandang disabilitas di lingkunganku. Gak banyak memang karena bisa jadi mereka lebih sering berada di rumah dan tidak terlalu berinteraksi. 

Ada beberapa orang yang selalu aku temui saat pagi ialah mereka yang berprofesi sebagai juru parkir, penjual koran, pengatur lalu lintas dan penjaga toko. Itu bentuk pekerjaan yang mereka lakukan, seperti tidak banyak ruang untuk mereka mengembangkan diri.

Kondisi yang mereka hadapi bisa mempengaruhi performa untuk melakukan pekerjaan, tetapi jangan pandang sebelah mata, mereka tetap bisa mengembangkan diri dalam pekerjaan. 

Belajar dari beberapa orang penyandang disabilitas yang bisa menjadi contoh dan pemberi semangat teman-teman disabilitas, itu yang harus kita dukung. 

Salah seorang staf Presiden Jokowi, Angkie Yudistia adalah penyandang tuna rungu yang menunjukkan bahwa kepercayaan diri, terbukanya peluang dan dukungan dari orang lain menjadi kunci mereka bisa mengembangkan diri. Menempuh pendidikan, mengakses pekerjaan, mengembangkan hobi dan berkarya bisa tetap dilakukan para penyandang disabilitas. Sekarang, tinggal bagaimana perspektif kita terhadap mereka? 

Kita bisa mulai menerima keadaan para penyandang disabilitas untuk berkontribusi di masyarakat, berikan kesempatan yang sama bagi mereka agar potensi yang dimiliki bisa dirasakan dan berkembang. 

Mereka punya hak yang sama dengan orang lain dalam menjalani kehidupan karena sudah tak zamannya para penyandang disabilitas dikungkung dan dikucilkan. 

Prinsip inklusif harus menjadi nafas dalam kehidupan baru kita di Indonesia. Siap kita menuju pada terbukanya akses bagi mereka penyandang disabilitas?

Pertanyaan pembuka, selanjutnya setiap dari kita bisa menjawabnya.

Beti.MC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun