Mohon tunggu...
Bethania
Bethania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Akuntansi Universitas Airlangga yang memiliki minat terhadap dunia kepenulisan dan ingin berbagi informasi aktual kepada khalayak luas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilematis Vaksin Merah Putih: Satu Lagi Hasil Karya Dalam Negeri yang Luput dari Dukungan

12 Juni 2022   11:00 Diperbarui: 12 Juni 2022   11:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Gelombang pandemi Covid-19 bukanlah permasalahan yang  bisa dilewati dengan mudah. Ada banyak sekali kendala yang dialami baik pemerintah maupun masyarakat. Menanggapi permasalahan tersebut, banyak pihak berlomba-lomba untuk berinovasi dan berkontribusi positif bagi negaranya dan salah satu bentuk kontribusi tersebut adalah dengan menemukan dan menciptakan vaksin covid-19 yang berguna untuk mengurangi tingkat penularan dari satu subjek ke subjek lainnya. Salah satu terobosan vaksin tersebut adalah vaksin merah putih.

            Vaksin merah putih merupakan salah satu vaksin karya anak bangsa yang sedang dikembangkan saat ini. Dikutip dari artikel LIPI, saat ini terdapat enam lembaga yang melakukan riset dan pengembangan dari vaksin merah putih. Enam Lembaga tersebut, yaitu Universitas Airlangga untuk pengembangan adenovirus dan adeno-associated virus-vectir based & peptide vaccine , LIPI untuk pengembangan protein rekombinan fusi, Universitas Indonesia untuk pengembangan DNA, mRNA, Virus-Like-Prticles, ITB dengan pengembangan adenovirus, Universitas Gajah Mada untuk pengembangan protein rekombinan, dan Lembaga Eijkman untuk pengembangan platform subunit protein rekombinan mamalia based dan yeast based.

            Riset dan pengembangan dari vaksin merah putih disambut baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Banyak masyarakat yang bangga, sebab ternyata generasi Indonesia tidak kalah saing dengan negara lain. Vaksin merah putih sendiri ditargetkan dapat diproduksi secara masal dan dipergunakan pada awal tahun 2022. Dikutip dari artikel merdeka.com , selain terkendala menyebutkan jika saat ini vaksin merah putih sedang menjalankan uji klinis tahap 2 setelah berhasil melewati pra-klinik dengan hasil yang memuaskan. Akan tetapi, dalam pengembanggannya vaksin merah putih memiliki beberapa kendala, dalam hal infrastruktur, kecepatan riset dan biaya, tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah uji klinis tahap 3. Pada uji klinis tahap 3 akan dilakukan pada subjek manusia. Namun berdasarkan penuturan dari Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair , salah satu halangan dari uji klinis tahap 3 adalah kurangnya jumlah relawan. Seperti yang kita ketahui bila saat ini Indonesia sedang melaksanakan vaksinasi dalam skala besar. Oleh karena hal tersebut ,secara tidak langsung subjek yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti uji klinis semakin sedikit. Untuk mengantisipasi hal tersebut , pihak UNAIR menyiapkan para relawan yang berasal dari mahasiswa.Sama seperti pernyataan Fedik, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio juga mengungkapkan jika kendala dari uji klinis vaksin merah putih adalah kurangnya relawan dan mutasi virus. Menurut penuturan beliau, apabila semakin banyak orang yang terinfeksi SarS-CoV-2 , maka tidak menutup kemungkinan semakin besar kesempatan virus tersebut untuk melakukan mutasi. Selain itu beberapa jurnal penelitian juga menyebutkan jika SarS-CoV-2 merupakan salah satu jenis virus RNA yang mudah mengalami mutasi dan bentuk mutasinya disesuaikan dengan inangnnya. Seperti penuturan dari Prof.Dr.Ni Nyoman Tri Puspaningsih,M.Si , selaku salah satu tim peneliti vaksin merah putih, menyebutkan jika saat ini varian virus covid-19 pertama yang berasal dari Wuhan, China sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan varian baru lainnya, salah satunya adalah varian delta.

            Menanggapi hal tersebut dalam sudut pandang pemerintah , upaya pengembangan vaksin merah putih perlu diberikan apresiasi yang tinggi . Mengapa ? sebab pengembangan vaksin merah putih merupakan salah satu bukti nyata tentang kepedulian anak bangsa untuk memulihkan kondisi Indonesia saat ini .Memang bukanlah hal yang mudah untuk memproduksi obat-obatan terlebih lagi vaksin. Perlu serangkaian proses yang cukup panjang. Seperti penuturan ibu Togi JH ,selaku perwakilan BPOM dalam webinar Menelisik "Political Will" Pemerintah dalam Upaya Memproduksi Vaksin Merah Putih , menyatakan  selain harus melalui tahap awal yaitu studi literasi dan abstrak , vaksin harus melewati serangkaian tahapan uji pra-klinis hingga uji klinis sebelum akhirnya mendapatkan EUA (emergency use authorization ) dari BPOM dan bisa didistribusikan kepada masyarakat.

            Sebagai pemerintah kami senantiasa berupaya untuk terus mendukung dan menyediakan fasilitas yang memadai guna membantu memperlancar pengembangan vaksin merah putih. Melalui vaksin merah putih, kami berharap agar kedepannya Indonesia mampu menciptakan herd imunity , menekan penularan covid-19 , hingga mampu melakukan ekspor vaksin ke negara lain . Memang bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Butuh kerjasama yang baik terutama dari Academic selaku peneliti dan akademisi , industry selaku pasar produk , dan tentusaja kami pemerintah.

           Masyarakat juga kami harap mampu memberikan apresiasi yang tinggi kepada para pengembang dan peneliti dari vaksin merah putih . Jangan sampai karya anak bangsa ini disia-siakan bahkan diakui dan dinikmati hasilnya oleh negara lain. Kami berharap masyarakat bisa memberikan kepercayaan penuh pada para peneliti, tetapi sebelum itu tentu saja vaksin merah putih harus mampu melalui berbagai tahapan uji klinis hingga dinyatakan bisa digunakan dan diproduksi secara massal.

          Kami selaku pemerintah berharap agar kedepannya anak bangsa tidak perlu malu ataupun takut untuk berinovasi dan berkarya untuk negeri. Kami memberikan tempat seluas-luasnya bagi anak bangsa untuk melakukan hal tersebut , terlebih kepada mereka yang mampu menjadi problem solver bagi permasalah negeri seperti pendemi covid-19 saat ini. Mari bekerja sama mendukung anak bangsa untuk berkarya dan membawa nama Indonesia di kanca dunia. Ayo Bersama Dukung Anak Bangsa !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun