Warna hijau adalah warna yang fenomenal, bukankah hijau menandakan sumber kehidupan jika ditilik dari bahasa biologi?, semakin hijau tumbuhan itu, maka kehidupan semakin terpancar olehnya. Indonesia dikenal dengan dunia pertaniannya yang memadai, sawah-sawah hijaupun menghiasi dataran bumi indonesiaku dengan kadar kesuburannya yang sangat tinggi. Bukit-bukit dan lembah-lembah seakan memberi isyarat bahwa inilah aku bumi yang hijau, negriku Indonesia sang pemancar sumber kehidupan. [caption id="attachment_260674" align="aligncenter" width="274" caption="Sawah Hijau"][/caption] Namun, dikala bumiku Indonesia semakin berkembang dari hari kehari, hijau sang pemancar hidup pun perlahan-lahan terkikis oleh kedigdayaan teknologi dengan kecanggihannya, dan pola pikir manusia yang mulai berubah dari rasa peduli akan alam menjadi pola pikir mengkomersialkan alam. Apa yang terjadi, tingkat kehidupan pun mulai menipis akibat tumbuhan penghijau lambat-laun seakan punah dan berpamitan untuk menghilang dari bumiku Indonesia. Pohon-pohon yang dulunya berdiri tegak bagaikan seorang raja besar yang duduk di atas singgasana, sekarang tinggal menjadi kayu lapuk yang tidak memberi apa-apa buat komunitas dan populasi sekitarnya. Pohon-pohon yang tadinya menjadi dekorasi indonesiaku, sekarang tinggal menjadi potongan-potongan kayu busuk yang akan segera dieksekusi menjadi sampah tak berguna. Apa jadinya jika Indonesiaku yang hijau menjadi bumi yang tidak menghasilkan kehidupan alih-alih memancarkan kehidupan. [caption id="attachment_260675" align="aligncenter" width="150" caption="Pohon Hijau"]
Belum terlambat rasanya jika kita menyatukan misi untuk mengembalikan posisi bumi Indonesia ke klasemen yang sebenarnya. Pulihkan kembali Indonesia menjadi Indonesia yang hijau pemancar nilai-nilai kehidupan. Dengan semboyan "Hijaukan Bumiku, Hijaukan Indonesiaku" sepertinya mampu mendongkrak kembali paradigma yang telah punah itu menjadi hidup kembali. Satu hal dari sekian banyak hal yang mampu dilakukan untuk segera merealisasikan semboyan ini adalah mari menanam pohon, sebagai tabungan dan investasi buat anak cucu Indonesia 50-100 tahun kedepan. Bukankah ini mulia? Maka tabunglah pohon itu, 100 tahun lagi investasimu akan membuatmu kaya akan kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H