PT. Bentara Tabang NUsantara (BETA-UAS), perusahaan teknologi lokal yang menghususkan diri dalam desain dan manufaktur Sistem Pesawat Tanpa Awak (UAS), dengan bangga mengumumkan kemitraan strategis dengan PT. Rohde & Schwarz, Perusahaan global yang berbasis di Jerman dan ahli dalam tekonologi Radio Frequency (RF). Kerja sama ini bertujuan untuk menghadirkan solusi revolusioner dalam pengujian dan verifikasi sistem navigasi bandara, khususnya Instrument Landing System (ILS) dan VHF Omnidirectional Range (VOR).
Pengumuman kemitraan strategis ini dilakukan pada acara pameran Indonesia Drone Expo 2024, yang didukung oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. Kolaborasi ini memanfaatkan kekuatan teknologi dari kedua perusahaan. PT. Rohde & Schwarz akan menyediakan teknologi R&S EVSD1000 VHF/UHF NAV/Drone Analyzer, alat canggih untuk menguji parameter navigasi bandara, sementara BETA-UAS akan mengintegrasikan teknologi ini dengan drone yang dirancang khusus, memungkinkan pelaksanaan pengujian yang lebih efisien, cepat, dan terjangkau.
Arif Muhammad, Managing Director PT. Rohde & Schwarz, mengatakan, "Kemitraan stretegis dengan BETA-UAS ini menandai babak baru dalam inovasi teknologi navigasi bandara di Indonesia. Dengan menggabungkan teknologi EVDS1000 NAV/Drone Analyzer dan kemampuan drone BETA-UAS, kami menghadirkan solusi yang dapat mempercepat dan meningkatkan akurasi verifikasi sistem navigasi di bandara. Kami yakin solusi ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi industri penerbangan nasional."
"Kemitaan ini merupakan langkah penting dalam transformasi industri penerbangan, terutama dalam meningkatkan efisisensi dan efektivitas proses verifikasi sistem navigasi bandara. Dengan menggabungkan teknologi analisis navigasi yang presisi dari PT Rohde & Schawrz dengan kemampuan drone otonom dari BETA-UAS, kami mampu menawarkan solusi yang tidak hanya mempercepat proses verifikasi, tetapi juga secara signifikan mengurangi biaya operasional," ujar Indra Permana Sopian, CEO BETA-UAS.
Asha Wadya Saelan, Pendiri Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak Indonesia (ASTTA), menegaskan, "Kemitraan strategis ini merupakan tonggak penting dalam penguatan ekosistem teknologi tanpa awak di Indoensia. Dengan hadirnya solusi inovatif ini, tidak hanya mempercepat adopsi teknologi caggih di sektor penerbangan, tetapi juga meningkatkan daya saing industri drone Indonesia di panggung internasional dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat inovasi industri teknologi tanpa awak di dunia."
Solusi gabungan ini dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan yang sering dihadapi dalam pengujian dan verifikasi sistem navigasi bandara, seperti durasi yang lama dan biaya yang tinggi. Dengan teknologi drone produksi dalam negeri dari BETA-UAS yang dikombinasikan dengan perangkat R&S EVSD1000 VHF/UHF NAV/Drone Analyzer, pemeriksaan dapat dilakukan dengan akurasi tinggi dalam waktu yang jauh lebih singkat.
Kerja sama strategis ini tidak hanya mencerminkan komitmen kedua perusahaan dalam berinovasi dan meningkatkan efisiensi di berbagai sektor, termasuk penerbangan, tetapi juga memperlihatkan pentingnya sinergi antara perusahaan lokal Indonesia dan internasional dalam menghadapi tantangan industri global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H