Puisi-Puisi Beatrix Polen Aran
Â
Padamu Lamalera
Aku tulis sajak ini
Penuh mesra di bulan Oktober
Menikam merah jantung paus
Peledang usang nan teduh
Menggenggam harapan yang tercerai
Berkenalan dengan  lautan
Menyunting seguni saat langit memerah
Mengalir darah dan air
Lalu mengadilimu
Laut jadi biru
Lango Fujo Kembali tersenyum
Ini tradisi di relung mata Lamalera  Â
Ina, ama dan kita adalah Lamalera
Padamu Lamalera
Aku pergi untuk kembali
Mengenang lewat seraut wajah mama
Yang melahirkanku
Di tanahmu
Â
Keteranan:Â
Lamalera: Salah satu desa yang terletak di Kabupaten Lembata, NTT yang terkenal dengan perburuan ikan paus.
Bulan Mei dan Oktober adalah musim berlangsungnya perburuan ikan paus.
Peledang: perahu kayu tradisional sebagai sarana perburuan.
Seguni: (paus Pembunuh) dalam istilah Lamalera.
Lango Fujo: Suku tuan tanah yang akan mendapatkan pembagian kepala ikan paus.
Ina dan ama: Â Sapaan akrab untuk wanita dan pria dari Lamaholot.
Budaya berburu ikan paus merupakan kearifan local yang sudah menjadi tradisi turun-temurun, sekaligus sebagai upaya menyatukan seluruh masyarakat baik itu dalam perburuan maupun pembagian ikan paus.
Ina Tanah Ekan
Dengan telanjang kaki
Sampai senja umurku
Kepada  sepotong nasihat semesta
Tangan gemetar dalam goyang kendang
Canda tawa penuh syukur
      Ritual injak padi
      Antara seni dan Senam
      Yang kerap lelah
      Pada malam yang lalu
Panggung pentasan adalah ladang
Ya, itulah duniamu
Yang retak lekak
Di heningnya lahan bebatuan
Dan kemarau yang enggan menep
      Ina tanah ekan
      Jangan palingkan wajahmu
      Selama tangan kami bergandengan
      Menuju batas hari
Keterangan:
Upacara injak padi adalah salah satu upacara yang rutin dilakukan oleh masyarakat Flores Timur, yang mana sebagai wujud tali persaudaraan.
Tradisi ini berbalut seni, dengan gerakan ritmis kaki dan tangan diiringi lagu pemberi semangat.
Ina Tanah ekan  ( bahasa lamaholot) Ibu Bumi.
Ziarah
Ada duka dan luka yang kekal
Merembesi jagad dari bening matamu
Tuan Ma
Tiba-tiba aku merasa berhutang
Hati Tuan Ana telah jadi kuburan
Saat perarakan adalah
Saat kematian
      Malam itu Jumad kudus
      Kota Renya tenggelam dalam kebisuan
      Darah mengalir pada detak jarum jam
      Hanya pasrah
      Ah, ziarah
"Di ruang Ilahi, Portugis menang" bisik peziarah
Doa malam di kaki Ilemandiri
Ratapan
Harapan
Kembali menyita
Kembali menyatu
Keterangan:
Tradisi atau budaya Semana Santa adalah salah satu  budaya Larantuka ibu kota Kabupaten Flores Timur yang sarat dengan nilai-nilai religius  sekaligus merupakan warisan budaya portugis.
Pada tahun 1641, terjadi pengungsian besar-besaran orang portugis dari Malaka ke Larantuka .
Pengungsian ini diduga membawa serta patung-patung dan benda-benda kerohanian.
Bunda Maria : (Tuan Ma) bahasa Nagi
Tuhan Yesus : (Tuan Ana) Bahasa Nagi
Ilemandiri: Nama gunung yang terletak di Larantuka Kabupaten Flores Timur.
Lamaholot
Masih belia  aku mengenalmu
Lewat tuak manismu yang kuteguk dari Pulau solor
Selama benteng Lohayong masih kokoh
Kita akan bercinta
      Jagung titi pemberian ibumu
      Dengan kewatek dan nowin
      Bertambah dalam rinduku kepadamu
      Hasrat inipun telah sampai pada
      Caramu menyambutku bak pahlawan
Tarian hedung
Yang masih terkunci
Tidakkah kau kenal?
Saat melepas pun  saat menemukan
Danau Asrama di ujung tanjung
      Kita orang Lamaholot
      Jangan sampai putus persaudaraan
      Mari menenun cinta
      Lewat syair lagu dolo-dolo
Keterangan:
Pulau Solor terkenal dengan penghasil Tuak.
Benteng Lohayong: adalah nama benteng yang terletak di Pulau Solor yang pada tahun 1562 biarawan Dominikan dan pedagang Portugal membangun sebuah benteng di Lohayong-Solor.
Jagung titi: Makanan Khas Lamaholot
Â
Danau Asmara: nama salah satu danau bersejarah yang terletak di ujung Timur pulau Flores.
Kisah keberadaan danau ini berawal dari sepasang kekasih yang tak direstui hubungannya karena masih memiliki pertalian keluarga nekad menenggelamkan diri di pusaran danau.
Kewatek: Busana wanita Lamaholot
Nowin : Busana pria Lamaholot.
Tarian Hedung : salah satu tarian tradisional yang cukup dikenal oleh masyarakat luas.
Tarian ini ditarikan, menggambarkan jiwa kepahlawanan masyarakat Adonara di medan perang.
Lagu dolo-dolo: lagu ini akrab di tengah kehidupan masyarakat lamaholot dan menjadi milik masyarakat.
Â
*Penulis adalah Mahasiswi Program Studi pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, Universitas Flores.Aktif dalam Komunitas Sastra Rakyat Ende (SARE) dan Komunitas Puisi JeLaTa.
Beberapa tulisan sastra dimuat di beberapa media seperti Flores Pos, Pos Kupang, Victory News, Floressastra  dan karya terakhir dimuat dalam antologi buku perempuan NTT.
Juara 1 Lomba Kritik Cerpen tingkat Mahasiswa pada festival temu II sastrawan NTT".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H