Dalam budaya modern, remaja sangat rentan dipengaruhi oleh media karena kemudahan aksesnya. Meskipun dapat berdampak positif, hal ini juga mendatangkan dampak negatif, seperti mengidolakan figur yang buruk. Seperti dalam film 500 Days of Summer ini, banyak remaja yang merasa mirip dengan karakter utama film tersebut meskipun mereka bukanlah figur yang baik.
500 Days of Summer mengikuti kisah Tom, seorang pria romantis yang jatuh cinta pada Summer, wanita berjiwa bebas yang tidak percaya pada hubungan tradisional. Meskipun Summer jelas-jelas berniat menghindari komitmen, Tom malah terpikat padanya, yang berujung pada hubungan yang penuh gejolak dan berakhir pilu yang direnungkannya selama 500 hari.
Karakter Tom di sini adalah pria yang sangat putus asa terhadap cinta sehingga dia terobsesi dengan Summer. Dia terlalu terpaku dengan hubungan yang ideal menurutnya sampai dia mengabaikan fakta bahwa Summer tidak ingin menjalin hubungan berkomitmen. Tom hanya cinta dengan versi ideal Summer di kepalanya, namun tidak dengan diri sebenarnya.
Banyak sekali remaja laki-laki yang mengidolakan karakter Tom pada film ini, karena mereka merasa mirip dan mengerti dengan situasi Tom. Hal ini berdampak sangat buruk karena mereka akan menjadi buta akan hal yang seharusnya mereka lakukan. Remaja laki-laki yang memiliki mindset sama seperti Tom, menjadi pribadi yang egois dan mendorong idealismenya sendiri pada orang lain, meskipun orang lain berbeda pandangan dengannya.
Bahkan, Joseph Gordon-Levitt, pemeran Tom pada film 500 Days of Summer mengatakan "Saya akan mendorong siapa pun yang tergila-gila pada karakter saya untuk menontonnya lagi dan menilai seberapa egoisnya dia. Dia mengembangkan obsesi yang agak delusi terhadap seorang gadis yang kepadanya dia proyeksikan semua fantasinya. Dia pikir gadis itu akan memberinya makna dalam hidupnya karena dia tidak peduli dengan banyak hal lain yang terjadi dalam hidupnya. Banyak anak laki-laki dan perempuan berpikir hidup mereka akan bermakna jika mereka menemukan pasangan yang tidak menginginkan apa pun dalam hidup selain mereka. Itu tidak sehat. Itu jatuh cinta pada gagasan tentang seseorang, bukan orangnya yang sebenarnya." Hal ini membuktikan bahwa karakter Tom adalah pengaruh yang buruk jika diidolakan oleh remaja.
Kultur pengidolaan di era modern ini sangat menjadi masalah bagi para remaja. Solusi yang paling tepat untuk masalah ini adalah untuk menghindari mengidolakan figuran yang berpengaruh buruk. Namun, hal ini sulit untuk dilakukan karena tidak semua individu berpikiran sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI