Mohon tunggu...
betahita
betahita Mohon Tunggu... lainnya -

about.me/plubis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

10 Langkah Kompasiana Untuk Menjadi Lebih Keren

23 Maret 2012   12:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:35 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lama tak  sharing dan connecting di Kompasiana memaksa saya kembali beradaptasi dengan Kompasiana. Entah ini baru atau selama ini saya kurang memperhatikan, tapi yang jelas ada beberapa hal yang membuat Kompasiana belum keren 100%. Kemunculannya di tengah-tengah persaingan para media mainstream aja udah bikin Kompasiana keren tapi ada beberapa hal yang membuat Kompasiana belum keren maksimal seperti yang terlampir pada 10 poin berikut: 1. Font Saya pikir sudah seharusnya Kompasiana mengganti jenis font yang digunakan terutama untuk artikel karena font yang sekarang ini kurang indah untuk dilihat dan dibaca baik dari ukuran, ketebalan maupun jenis font tersebut. Banyak kok font gratisan yang bagus, contohnya Google Web Fonts. 2. Fungsi logout Dashboard Saya sudah coba di browser Firefox dan Chrome tapi hasilnya sama. Logout pada Dashboard tidak (atau belum) berfungsi. Untuk logout saya harus kembali ke halaman utama Kompasiana. Cukup repot. 3. Update FAQ

1332505534828465823
1332505534828465823
Coba perhatikan poin terakhir dari FAQ. Saya tidak melihat ada tombol Plurk dan Friendster (bukan Frienster) di halaman Profil. Saya kira FAQ perlu di-update. 4. Social network button Melanjutkan poin sebelumnya, pada halaman Profil masih banyak kekurangan di tombol jejaring sosial. Selain ketiadaan Plurk dan Friendster, tombol Google+ juga belum berfungsi. Saya sudah memasukkan tautan ke halaman Google+ saya tapi tombol tersebut tidak berfungsi.
1332505966905533300
1332505966905533300
5. Username URL dan email Untuk urusan gonta ganti username URL juga kurang begitu memuaskan karena Kompasiana hanya memperbolehkan mengganti satu kali saja. Mengganti email sebagai akun/login Kompasiana juga gak bisa. Fitur ini cukup membantu jika ada user yang sudah punya beberapa email untuk layanan tertentu. Ambil contoh jika user ingin mengganti email yang digunakan untuk Kompasiana dengan email yang sudah dipersiapkan untuk berbagai layanan jejaring sosial dan sejenisnya. 6. Delete account Fitur ini saya rasa adalah fitur standar yang harus dimiliki setiap layanan jejaring sosial ataupun layanan seperti Kompasiana. Apapun alasannya user berhak menghapus akunnya sendiri. Dan fitur ini belum ada di Kompasiana. 7. Verifikasi Ini adalah fitur yang paling saya suka dari Kompasiana. Saya baru tau kalo verifikasi user ini bisa dilakukan oleh semua user setelah membaca Term & Conditions pada bab Ketentuan Layanan ayat 3c. Berbeda dengan layanan seperti Twitter dan Google+ yang hanya diperuntukkan untuk kalangan tertentu. Khusus Google+ ke depannya akan diberikan kepada semua user. Setidaknya Kompasiana sudah selangkah di depan. :D Tapi masih ada yang mengganjal. Saya sudah mengikuti prosedur verifikasi ini tapi sampai sekarang belum terverifikasi. Saya sudah coba berulang-ulang pada browser yang berbeda tapi masih belum juga. Apakah butuh waktu untuk proses verifikasi ini? Saya tidak lihat di FAQ maupun di Term & Conditions. 8.Import post atau reblog Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, saya harus posting ulang dari blog saya ketika ingin memuat artikel di Kompasiana. Bagaimana jika ada fitur import post atau reblog sehingga memudahkan Kompasianer untuk memuat artikel dari blognya atau blog orang lain yang dinilai cukup pantas untuk dimuat di Kompasiana. 9. Different user Pada halaman Term & Conditions juga tertulis perbedaan Pembaca dan Kompasianer. Pembaca hanya bisa membaca dan jika ingin mengomentari atau/dan menulis artikel harus menjadi anggota Kompasiana. Saya punya usulan bagaimana kalau sesi komentar dan menulis artikel dipisah saja. Saya yakin tidak semua orang ingin menjadi anggota Kompasiana untuk menulis artikel, ada kalanya dia hanya ingin ikut serta dalam diskusi dalam komentar. Jadi ketika pembaca anonymous membaca artikel di Kompasiana dan ingin hanya mengomentarinya, maka si anonymous ini harus sign in/sign up sebagai pembaca/komentator. Akun pembaca/komentator ini juga tetap diberi pilihan untuk menjadi anggota yang bisa menulis jika kemudian hari merasa punya banyak materi yang ingin dituangkan. 10. Hire Me! Poin terakhir ini sengaja dipaksakan keberadaannya untuk menggenapi 10 poin sesuai judul artikel ini. hehehe Saya pikir kekerenan Kompasiana akan menjadi-jadi jika poin-poin di atas(9 poin atau 10 poin) terealisasi. Mungkin. Bagaimana menurut teman-teman Kompasianer?

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun