Salah satu upacara yang masih dijalankan oleh umat hindu Bali hingga kini adalah upacara Odalan. Upacara Odalan merupakan upacara untuk memperingati hari berdirinya sebuah Pura yang digunakan sebagai tempat bersembhayang para umat hindu. Peringatan Odalan ditentukan berdasarkan perhitungan sasih atau wewaran terutama memadukan sapta wara dan pancara wara serta wuku. Apabila didasarkan pada perhitungan sasih maka akan dikaitkan dengan datangnya bulan sempurna (purnama). Sedangkan apabila didasarkan atas perhitungan wewaran dan wuku, maka akan dilaksanakan setiap 210 hari sekali atau 7 bulan sekali.
untitled-2-593f4f07b9a42c111d1877f2.jpg
Upacara Odalan memiliki tujuan tersendiri yakni agar para umat selalu ingat kepada para penciptanya dengan cara memberi persembahan yang juga dilengkapi dengan persembahan kidung, tari dan gambelan. Pada saat upacara Odalan, pura-pura akan dihiasi aneka ragam dekorasi upacara mulai dari "wastra" (kain putih kuning atau warna lain seperti hitam dan merah) hingga penjor. Tidak hanya itu, terdapat juga persembahan yang dibawa oleh masyarakat yang terdiri atas buah-buahan, kue beras dan bunga yang dibawa di atas kepala perempuan yang akan ditempatkan pada areal sekitar pura.
untitled-1-593f4f11b9a42c11a833d403.jpg
Umat hindu
bali akan berdoa dan sembahyang terlebih dahulu sesuai dengan tuntunan pemangku yang memimpin upacara lalu sesajen yang dibawa akan di berkahi dengan air suci oleh pemangku pura. Setelah itu, umat hindu bali memohon "wangsuh pada", meminum air suci dan pulang sambil membawa kembali sesajen untuk dinikmati bersama keluarga. Mereka percaya saat Upacara Odalan para dewa telah mengambil sari atau esensi persembahan dan meninggalkan "sisa" untuk dikonsumsi. Pada malam hari biasanya upacara dilanjutkan dengan pertunjukkan tabuh dan tari oleh kelompok-kelompok lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya