Mohon tunggu...
Bestday Ever
Bestday Ever Mohon Tunggu... -

1993. Kompasianer.....\r\nMathematics is never going to lead me to higher truth and you know why?? Because it's boring!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika sang Adik (Malaysia) Lebih Dewasa dari sang Kakak

26 Agustus 2010   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:42 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini ramai di bicarakan hubungan Indonesia dan Malaysia yang agak retak. Bermula dari tuduhan kita ke malaysia tentang pencatutan kebudayaan Indonesia, sengketa wilayah dan yang terakhir penangkapan aparat perairan kita oleh polisi Malaysia yang sampai sekarang belum jelas siapa yang melanggar... Yang saya heran kenapa kita selalu menanggapi hal-hal diatas dengan emosi yang berlebihan?? dengan emosi yang meluap-luap kita tampak bodoh dan konyol. Lihat kita yang berdemo di kantor dubes malaysia, memanjat pagar, membakar bendera dan yang paling goblok adalah melempar kotoran. Katanya sih cinta tanah air tapi kelakuan kita malah mempermalukan tanah air. Mungkin karena kita jengah akan sikap pemerintah yang calm, nyantai dan malah bikin pernyataan berbelit-belit yang membingungkan masyarakat.. Pemerintah kita begitu lambat dan terkesan segan sama malaysia. Berbeda dengan Malaysia yang melalui menlu nya berani dengan tegas bahwa demo di depan kantor dubes mereka adalah sebuah penghinaan dan hubungan 2 negara ini akan memburuk. Menlu malaysia juga mengutuk pernyataan pendemo yang akan melakukan tindakan keras pada warga malaysia yang ada di Indonesia. Pada akhirnya kita merasa malu sendiri. yang di sayangkan kita tak ubahnya seperti manusia tak berpendidikan yang menuntut hormat dari negara lain sedangkan kita malah melecehkan negara lain. Demo yang ga ngotak itu kini mengganggu para saudara kita..pahlawan devisa tanah air kita yang risih dgn memanasnya hubungan 2 negara yang katanya bersaudara. Pemerintah kita yang begitu lambat turut memperburuk suasana yang sebenarnya bisa diselesaikan dgn baik. O ya hal ini di perparah dgn presenter berita yang malah memananas-manasi pemirsanya. Saya terharu ketika melihat presenter tv malaysia yang menghimbau agar masalah yg ada tdk menghancurkan persahabatan rakyat 2 negara ini. Saya mengerti perasaan pendemo yang mungkin merasa harga diri bangsanya terinjak-injak oleh bangsa lain, tapi mereka juga harus tahu kalu kita sendiri yang membiarkan itu semua terjadi. Contoh kasus TKI yang mengalami kekerasan di Malaysia. Kasus itu terjadi setiap tahun dan kalau dipikirkan lagi di dalam negara kita sendiri kasus seperti itu juga banyak terjadi. Jadi jangan karena ketololan satu orang, nama suatu negara ikut tercemar. Saya begitu kecewa ketika Kedutaan besar kita disana baru memberikan bantuan yang sangat serius kepada TKI yang bermasalah ketika media di Indonesia telah mengabarkannya besar-besaran. Saya tak bisa membayangkan kalo kasus-kasus kekerasan itu tak tercium oleh media mungkin saja KBRI di sana tetep adem ayem seolah tak ada apapun yang terjadi... Pemerintah kita uga seperti tak pernah belajar dari peristiwa sebelum-sebelumnya, seperti ketika beberapa pulau kita di ambil alih kepemilikannya oleh negara lain... dan peristiwa itu terus terjadi di tahun-tahun berikutnya... Semoga pemerintah kita bisa belajar dari peristiwa sebelumnya. Semoga kita bisa lebih dewasa

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun