Terhitung 1 Maret 2017, Gerakan Kepanduan Sedunia, World Organization of the Scout Movement (WOSM), mempunyai Sekretaris Jenderal (Sekjen) baru. Sekjen baru tersebut, Ahmad Alhendawi dari Yordania, mulai memasuki kantor WOSM di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebelum menjadi Sekjen WOSM, Alhendawi yang baru berusia 33 tahun itu adalah Utusan Kaum Muda di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Jabatan yang telah dipangkunya sejak 2013, dan membuat Alhendawi selalu berhubungan dengan Sekjen PBB, terutama terkait membahas masalah-masalah kaum muda. Keberadaannya di PBB, disebutkan oleh Sekjen PBB saat itu, Ban Ki-moon, sebagai “pejabat senior termuda dalam sejarah PBB”.
Bukan hanya pejabat termuda, namun pemikiran dan sumbangan saran-saran Alhendawi, diakui juga oleh Sekjen PBB maupun pejabat-pejabat lain yang berhubungan dengan PBB. Kini kehadirannya di Gerakan Kepanduan Sedunia, juga menjadi Sekjen termuda WOSM dalam sejarah. Bahkan dibandingkan dengan pimpinan-pimpinan organisasi nasional kepanduan yang ada di 162 negara dan teritori di dunia, Alhendawi juga masih terbilang yang paling muda.
WOSM tampaknya berhasil menggaet anak muda yang terampil untuk mengelola Gerakan Kepanduan Sedunia. Kemampuan Alhendawi dalam mengelola organisasi tampak dalam biodata yang ada. Sebelumnya, Alhendawi juga pernah menjadi Penasihat Kebijakan Pemuda di Liga Arab dan pimpinan tim pengembangan program yang didanai Bank Dunia untuk Liga Arab dalam pengembangan kelembagaan untuk memperkuat kebijakan dan partisipasi pemuda Arab.
Alhendawi pernah pula menjadi Ketua Tim Proyek Kebijakan Pemuda Nasional di Irak, anggota pengurus Program Pemuda United Nations Population Fund di Irak, Petugas Program Darurat Save the Children, suatu organisasi yang fokus pada penyelamatan dan bantuan kepada anak-anak di seluruh dunia. Bahkan dia juga pernah menjadi konsultan regional pendukung proyek Denmark Youth Council di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Mengingat usianya yang masih muda, Alhendawi diharapkan dapat lebih memahami perasaan, keinginan, dan kebutuhan kaum muda, khususnya mereka yang tergabung dalam gerakan kepanduan di seluruh dunia. Tetapi tentu saja bukan hanya yang dibutuhkan dan diinginkan kaum muda – anak-anak dan remaja – tetapi juga bagaimana hal itu menarik perhatian mereka.
Pekerjaan Rumah
Gerakan kepanduan sejak awal dilahirkan oleh Lord Baden-Powell sekitar 110 tahun lalu, memang merupakan kegiatan pendidikan yang dianjurkan dilakukan lebih banyak di alam terbuka. Kini dengan berkembangnya teknologi informasi, sampai-sampai kaum muda lebih senang mengutak-atik gadget dan berselancar di dunia maya daripada di dunia nyata, menjadi pertanyaan bagaimanakah WOSM mampu mengajak organisasi nasional kepanduan di seluruh dunia mampu memberikan kegiatan alam terbuka yang tetap menarik, sehingga kaum muda mau “meninggalkan” gadgetmereka.
Selain ke alam terbuka, membuat kegiatan kepanduan yang menjadi tetap menarik dan tidak ketinggalan zaman, juga menjadi pekerjaan rumah yang seyogyanya dapat dibantu diselesaikan WOSM di bawah pimpinan Ahmad Alhendawi sebagai Sekjen baru.
Di luar itu, masalah iuran keanggotaan yang terasa masih cukup memberatkan untuk sebagian anggota WOSM, harus pula dapat diperbaiki. Ambil contoh, Gerakan Pramuka dari Indonesia yang mempunyai anggota di atas 20 juta harus membayar iuran tahunan yang bila dirupiahkan sekitar Rp 1,8 miliar. Sementara organisasi nasional kepanduan yang jumlah anggotanya sedikit seperti Monaco dan beberapa negara Eropa lainnya atau juga Singapura dan Brunei Darussalam, hanya membayar kurang dari Rp 100 juta, bahkan kurang dari Rp 50 juta.