Akhir-akhir ini, saya memang senang kembali berpuisi, menulis berbagai puisi, Â walaupun entah apakah sudah pantas disebut puisi atau baru sebatas baris-baris tulisan saja. Di samping itu, saya juga kembali mengumpulkan puisi-puisi yang pernah saya tulis, yang selama ini tercecer di berbagai tempat. Ada yang di laptop lama, ada yang di falsh disk, ada yang di compact disc, bahkan ada juga yang di external hard disk.Â
Ternyata cukup banyak juga puisi yang pernah saya tulis. Itu belum termasuk puisi-puisi yang saya tulis dan tersimpan di prosesor komputer lama, yang entah apakah masih bisa dibuka dan diselamatkan. Seingat saya, dengan komputer itu pun, saya sempat menulis cukup banyak puisi dalam kurun 1990-an sampai awal 2000-an.Â
Dari sekian banyak puisi yang saya berhasil selamatkan ada satu puisi tentang Ahok, yang kini untuk pertama kali saya publikasikan kepada umum:
Ahok
Bersama Joko Widodo yang datang dari Solo
seorang lelaki keturunan Tionghoa ikut,
keduanya mencalonkan diri untuk
jadi gubernur dan wakil di ibu kota republik ini.
Lelaki keturunan Tionghoa itu
Basuki Tjahaja Purnama begitu namanya
yang konon akrab dipanggil Ahok