Ketika terdengar kabar terjadinya kebakaran besari di Penjaringan, Jakarta Utara, seketika itu juga para Pramuka bergerak mencoba memberikan bantuan. Salah satunya adalah Pramuka Peduli dari Kwartir Cabang Jakarta Timur. Meski pun Penjaringan terletak di wilayah lain dan bukan di Jakarta Timur, tak menyurutkan niat dan semangat para Pramuka Jakarta Timur untuk segera memberi bantuan.
Apalagi yang menjadi korban adalah masyarakat dari ekonomi menengah ke bawah, dan jumlahnya mencapai sekitar seribu jiwa yang kehilangan tempat tinggal mereka. Â Pekan lalu, 15 Pramuka Penegak (usia 16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun) didampingi dua orang Pembina Pramuka, mendatangi lokasi korban kebakaran.
Mereka membawa bantuan dalam bentuk kemasan makanan dan minuman siap saji. Di samping itu, karena para Pramuka itu sebagian besar adalah siswa sekolah, tentu mereka memikirkan pula kebutuhan teman-temannya siswa sekolah yang menjadi korban kebakaran. Maka, di antara sumbangan yang dibawa, terdapat pula buku tulis, buku gambar, dan baju seragam.
Sumbangan lainnya adalah berupa pakaian layak pakai, baik berupa pakaian anak-anak, remaja, maupun pakaian untuk orang dewasa. Â Untuk membantu tidur di malam hari bagi para korban, mereka juga membawa sejumlah selimut. Sumbangan berupa uang tunai juga diserahkan senilai Rp 1.093.000. Jumlahnya mungkin tak terllalu besar, tetapi itu dikumpulkan dari para anggota Pramuka sendiri.
Kwartir Cabang Jakarta Timur mempunyai tradisi menyediakan kotak pundi amal di setiap kegiatan. Jumlah itu didapat dari dua kegiatan terdekat, yaitu kotak pundi amal di Kantor Wali Kota Jakarta Timur dan di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur.
Namun, pendidikan yang diberikan kepada para anggota Gerakan Pramuka diutamakan adalah pendidikan budi pekerti. Melalui kegiatan-kegiatan yang sebanyak mungkin dilakukan di alam terbuka, para anggota Gerakan Pramuka dididik untuk lebih berempati pada orang lain, siap membantu yang membutuhkan pertolongan, sekaligus dididik menjadi manusia-manusia yang berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan juga berguna bagi bangsa dan negara.
Pendidikan budi pekerti itu juga diterapkan pada kegiatan Pramuka Peduli. Melalui kegiatan itu, pendidikan budi pekerti diwujudkan melalui praktik nyata secara langsung. Para anggota Gerakan Pramuka, sejak Pramuka Siaga (7-10 tahun) dan Pramuka Penggalang (11-15 tahun), serta Pramuka Penegak dan Pandega, dididik untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi. Saling berempati, saling bertoleransi, tolong-menolong, dan hidup berdampingan dalam damai.
Tak kalah penting, melalui aksi Pramuka Peduli itu, para Pramuka diajarkan untuk merasakan kebahagiaan tatkala mereka membantu orang lain. Senyum tulus dan ucapan terima kasih dari para korban, bisa mereka rasakan. Hal itu membantu mereka untuk lebih memahami, bahwa menolong orang lain adalah membantu menciptakan kebahagiaan bagi orang lain dan sekaligus kebahagiaan bagi mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H