Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Pertamina Sobat Bumi", Bantu Jaga Indonesia dan Bumi Kita Tetap Lestari

12 Desember 2016   11:54 Diperbarui: 12 Desember 2016   12:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Republik Indonesia (RI) merdeka pada 17 Agustus 1945, walaupun sempat oleh pihak Belanda baru diakui pada 27 Desember 1949 saat penyerahan kedaulatan secara penuh kepada pihak RI di Istana Dam, Amsterdam, maka lapangan minyak dan gas bumi (migas) serta pengoperasiannya, menjadi terlantar. Untunglah Pemerintah RI segera bertindak.

Dalam upaya mengelola aset-aset pada bidang migas itulah Pemerintah RI kemudian mendirikan PT Perusahaan Minyak Nasional disingkat Permina pada 10 Desember 1957. Belakangan, Permina berkembang lagi dan kini menjadi PT Pertamina (Persero). Tanggal 10 Desember 1957 itu dijadikan hari lahirnya Pertamina, berarti tahun ini perusahaan tersebut genap berusia 59 tahun. Tinggal satu tahun lagi menuju “ Ulang Tahun Berlian” atau dalam Bahasa Inggris disebut Diamond Anniversary, setingkat lebih tingi lagi daripada “Ulang Tahun Emas” atau Golden Anniversary yang dirayakan pada HUT ke-50 Pertamina pada 2007 lalu.

Di usianya menjelang 60 tahun itu, Pertamina tampaknya semakin sadar. Sebagai perusahaan tentu saja orientasinya adalah bisnis yang mencari keuntungan. Namun upaya mengeruk keuntungan itu tak boleh membiarkan hal lainnya di republik ini menjadi rusak dan terlupakan.

Langkah menarik misalnya sudah ditunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menyamakan harga jual bensin Premium di seluruh Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia, termasuk di Papua. Biasanya, harga bensin di Papua berkali-kali lipat dibandingkan harga jual di Pulau Jawa. Alasannya selama ini, karena ongkos angkut bahan bakar itu ke Papua yang cukup jauh, sehingga memerlukan biaya besar yang harus ditutupi dengan harga penjualan lebih mahal.

Tapi Presiden Jokowi bertindak tegas. Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia, karena itu harga jual bensin di sana pun harus sama dengan bagian lain di Indonesia. Pertamina yang mendistribusikan dan menjual bahan bakar itu sepakat dengan pernyataan Presiden. Walaupun harus mensubsidi harga jual bensin di Papua, Pertamina memutuskan untuk ikut mengamankan kebijakan Presiden bahwa harga bensin di seluruh Indonesia harus sama.

Rugikah Pertamina? Tentu tidak. Melalui pengelolaan keuangan yang baik, keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut, hanya sebagian saja yang dipakai untuk mensubsidi harga jual bensin di Papua. Keuntungan besar lainnya tetap dapat digunakan oleh perusahaan itu, baik untuk mengembangkan bisnisnya, maupun untuk kegiatan-kegiatan lain.

Salah satu kegiatan yang kini semakin disadari pentingnya oleh Pertamina adalah kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Bukan rahasia lagi bahwa pengoperasian lapangan-lapangan migas, sedikit banyak merusak kelestarian lingkungan yang ada. Persoalannya kini tinggal bagaimana mengelola pengoperasian tersebut, sehingga kerusakan lingkungan dapat diminimalisasi sekecil mungkin.

Skema aktivitas kegiatan
Skema aktivitas kegiatan
Teknologi terbaru dan semakin meningkatnya keterampilan kerja karyawan Pertamina maupun mitra kerja perusahaan tersebut dalam mengelola lapangan migas, cukup membantu mengurangi dampak yang diakibatkan oleh upaya kerja di lingkungan setempat.

Bukan itu saja. Pertamina melalui kegiatan-kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) juga semakin banyak menaruh perhatian pada pelestarian lingkungan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh pihak perusahaan itu, “Selaras dengan visi Pertamina sebagai perusahaan energi nasional kelas dunia, maka komitmen dan kepedulian Pertamina terhadap tanggung jawab sosial (social responsibility) merupakan kontribusi Pertamina secara maksimal terhadap masalah global, yaitu pembangunan berkelanjutan (sustainable development)”.

Bahkan bukan sekadar menangani isu lingkungan, tetapi lebih daripada itu, yaitu pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang dijabarkan dalam istilah Bahasa Inggris, people, profit, and planet. Jadi, ketika membantu melestarikan lingkungan hidup, Pertamina sekaligus juga masalah sosial masyarakat dan kehidupan ekonominya.

Produk-produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan itu pun sejalan dengan tema utama CSR Pertamina, yaitu “Pertamina Sobat Bumi”. Isu pemanasan global dan efek rumah kaca, menjadi perhatian penuh perusahaan tersebut. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam minyak dan gas bumi, masalah-masalah lingkungan tersebut memang penting diperhatikan, karena juga berdampak pada kelangsungan operasi perusahaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun